Mohon tunggu...
MUHAMMAD TEGAR EKA SATRIA
MUHAMMAD TEGAR EKA SATRIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya bermain Badminton dan saya suka memakan makanan pedas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkembangkan Literasi Sesuai Kebutuhan dan Minat Siswa

15 Mei 2022   20:52 Diperbarui: 15 Mei 2022   21:02 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Muhammad Tegar Eka Satria

SMKN 1 Tulungagung-Jawa Timur

Berbicara mengenai kata literasi tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita,. Mayoritas masyarakat memahami bahwa pengertian literasi identik dengan kegiatan membaca dan menulis, dimana dengan kegiatan tersebut setiap orang akan membuka wawasan dan ilmu pengetahuan baru. Indonesia menempati peringkat 39 kemampuan membaca berdasarkan hasil penilaian atau survei dari PISA (Progamme for International Student Asssessment -- Progam Penilaian Pelajar Internasional) dari 41 negara yang mengikuti program tersebut pada tahun 2020. Rendahnya literasi akan menjadi pemicu tumbuhnya kebodohan, keterbelakangan, rendahnya etika pergaulan hingga pada akhirnya menyebabkan kemiskinan. Minat baca yang sangat rendah di masyarakat Indonesia khususnya pada tingkat pelajar ini mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada saat itu untuk berpikir keras bagaimana mencetuskan langkah nyata guna meningkatkan kemampuan literasi pada pelajar yaitu dengan mencanangkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan induk gerakan literasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang terdiri dari gabungan gerakan literasi sekolah, gerakan literasi masyarakat dan gerakan literasi keluarga, dilaksanakan secara masif dengan tujuan menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan mulai dari keluarga, sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Sekolah memiliki peranan yang sangat penting untuk mensukseskan gerakan literasi melalui kegiatan-kegiatan baca, tulis dan sebagainya.

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan pembelajaran yang meningkatkan budi pekerti dengan melakukan budaya menulis dan membaca. Seiring berkembangnya zaman, gerakan ini menambahkan budaya keterampilan berpikir menggunakan sarana informasi yang modern seperti media cetak, visual dan audio. Tujuan diciptakannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini untuk mengembangkan budaya literasi yang berada di sekolah. Kegiatan literasi yang yang sering dilakukan di sekolah adalah membaca, yaitu dengan mengimplementasikannya di 15 menit sebelum jam pembelajaran dimulai. Sekolah menyediakan buku-buku bacaan berbagai tema, mulai dari cerita rakyat, ilmu pengetahuan, novel, cerpen dan ensiklopedia.

Akan tetapi, metode membaca sebagai upaya peningkatan budaya literasi tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena tidak seluruh siswa tertarik atau memiliki minat membaca buku teks atau buku cetak. Banyak diantara siswa yang lebih menyukai metode membaca pada media elektronik atau kegiatan literasi yang lain. Literasi tidak hanya menerapkan metode membaca, banyak metode lainnya seperti menulis, berbicara dan belajar untuk memecahkan masalah. Tentu saja, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah untuk memfasilitasi kebutuhan literasi sesuai dengan minat masing-masing siswa. Sekolah harus menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan-kegiatan literasi di sekolah tersebut.

1. Metode Literasi Membaca

  Kegiatan membaca sebagai kegiatan utama literasi dilakukan dengan menyediakan media bacaan baik cetak maupun elektronik, mulai dari buku teks, bulletin, majalah, jurnal dan media cetak lainnya, sedangkan media bacaan elektronik disediakan akses internet dan e-book yang dapat diakses secara online oleh setiap siswa. Pojok-pojok baca harus disiapkan di masing-masing kelas, demikian juga akses online juga dapat disiapkan di lokasi-lokasi strategis di sekolah. Kegiatan lain yang menunjang literasi membaca adalah adanya bedah buku dan membuat resensi karya tulis atau karya ilmiah.

2. Metode Literasi Menulis

  Menulis merupakan bagian literasi yang paling erat dengan membaca. Mereka yang menyukai menulis harus menyukai membaca. Menulis tanpa menyukai membaca adalah mustahil, karena membaca adalah kunci inspirasi, perbendaharaan diksi dan membuka berbagai informasi yang dapat dituangkan dalam karya tulis. Tulisan bisa digolongkan dalam berbagai bentuk baik fiksi maupun non fiksi. Karya fiksi misalnya puisi, cerpen, novel, cerita bersambung, cerita bergambar dan lain sebagainya. Sementara itu, karya non fiksi bisa berupa artikel, essay, karya terjemahan maupun resume dari sebuah buku.

  Kegiatan menulis dapat pula dilatih dengan membentuk kelompok jurnalistik yang merupakan kolaborasi antara aktivitas menulis dan berbicara (komunikasi verbal). Jurnalistik akan merangsang kreativitas dalam membuat karya tulisan untuk dipublikasikan dan layak untuk dikonsumsi oleh publik, baik internal sekolah maupun di luar sekolah dalam bentuk artikel-artikel informasi, pengetahuan, bulletin mingguan atau bulanan, majalah dinding maupun konten-konten verbal lain yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun