Mohon tunggu...
Tegar TriMahardika
Tegar TriMahardika Mohon Tunggu... Lainnya - Pribadi

Pribadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Nasionalisme Negara Indonesia

29 Juli 2021   19:42 Diperbarui: 29 Juli 2021   19:42 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui, nasionalisme adalah paham mengenai cinta kebangsaan. Sejarah lahirnya paham nasionalisme di Indonesia sendiri ditandai dengan lahirnya organisasi pergerakan nasional yaitu Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya organisasi Budi Utomo diprakarsai oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dan diketuai oleh Dr. Soetomo. 

Organisasi ini awalnya bukanlah organisasi yang bergerak dalam bidang politik, namun lebih mengarah pada upaya peningkatan kualitas pendidikan orang pribumi, karena pada saat itu pendidikan orang pribumi lebih mengarah pada budaya pendidikan barat dan terbatas karena kebijakan dari Pemerintah Kolonial Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia.

Di Indonesia sendiri masa pergerakan nasional dibagi menjadi tiga periode yaitu masa pembentukan ,masa radikal atau non kooperatif, dan masa moderat atau kooperatif. 

Ketiga masa tersebut dibagi berdasarkan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mendesak dan berdiplomasi dengan kolonial Belanda yang pada intinya bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. 

Puncak dari semangat nasionalisme bangsa Indonesia mulai terwujud pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan terselenggaranya Kongres Pemuda II yang menghasilkan sumpah pemuda. Kongres Pemuda II pada saat itu dihadiri oleh kurang lebih 1000 orang perwakilan dari organisasi-organisasi pemuda yang ada di seluruh Indonesia, mereka rela melepaskan egosentrisme kedaerahan masing-masing dan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. 

Hingga saat ini dimana negara Indonesia hampir menginjak usia 76 tahun semangat tersebut harus tetap ada dan tertanam kuat pada jiwa setiap bangsa Indonesia, sehingga cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan negara Indonesia menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur akan tercapai.

Semangat nasionalisme para pendiri bangsa tersebut seharusnya tetap terjaga dan terwariskan pada diri kita para generasi penerus bangsa. Namun pada era sekarang ini, bisa kita lihat berbagai kejadian yang dapat melunturkan semangat nasionalisme mulai bermunculan di berbagai tempat di Indonesia. 

Kejadian tersebut terjadi dengan latar belakang yang berbeda-beda mulai dari politik, ekonomi, sosial budaya, bahkan pendidikan, di mana pendidikan yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu  juga terkadang menjadi alasan bagi para pelajar untuk saling bermusuhan, pada tahun 2017-2018 saja KPAI mencatat ada 74 kasus tawuran yang melibatkan 202 anak. 

Selain itu beberapa hal yang mencederai semangat nasionalisme juga bermunculan diantaranya gerakan separatisme dari beberapa kelompok yang berupaya memisahkan diri dari negara Indonesia, konflik antar golongan masyarakat, hingga demonstrasi rakyat kepada pemerintah yang disertai kericuhan.

Di era sekarang ini, konflik yang dapat mencederai semangat nasionalisme juga tidak hanya terjadi dalam kehidupan nyata di masyarakat. Namun dengan berkembangnya teknologi komunikasi yang tidak disertai penggunaan dengan bijak juga dapat menjadi penyebab munculnya konflik antar individu bahkan antar kelompok masyarakat. Sebagaimana kita ketahui belakangan ini banyak terjadi kasus tawuran antar pelajar dan antar kelompok masyarakat yang disebabkan oleh kejadian saling ejek di media sosial, kejadian ini tentu dapat memicu disintegrasi bangsa. Munculnya beberapa paham baru termasuk westernisasi dan etnosentrisme juga dapat menjadi penyebab hilangnya semangat nasionalisme, walaupun bukan dalam bentuk konflik namun dapat berupa lunturnya budaya asli Indonesia.

Kejadian-kejadian yang dapat memicu disintegrasi bangsa tersebut seharusnya dapat kita hindari dengan cara melakukan evaluasi dimulai dari diri kita sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun