Mohon tunggu...
SYAMSUL BAHRI
SYAMSUL BAHRI Mohon Tunggu... Administrasi - Conservationist

Pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bencana Asap dan Solusinya

2 Oktober 2019   19:51 Diperbarui: 2 Oktober 2019   19:56 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Begitu juga adanya  kebijakan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah atau Keputusan Menteri yang memanfaatkan kawasan hutan, terutama kawasan gambut, bahkan dan diikuti oleh adanya tradisi lokal yang diperkuat dengan UU NO 32 tahun 2009 pasal 69 ayat 1 huruf h dan ayat 2, serta pertimbangan nilai ekonomi untuk pembukaan lahan/kebun melalui pembakaran yang tidak terkendali dan menguntungkan secara ekonomi.

 

 

Kedua Faktor Manusia, di samping faktor utama ekosistem, faktor manusia yang berada di sekitar kawasan hutan dan lahan gambut menjadi faktor penting, yang akan menerima langsung kondisi baik atau rusaknya ekosistem gambut atau lestarinya ekosistem gambut, termasuk masyarakat yang akan memberi pengaruh positif atau negatif terhadap ekosistem gambut itu sendiri apa lagi kerusakan ekosistem baik menjadi penyebab kerusakan gambut, maupun yang akan menderita secara langsung akibat bencana asap ini, tentunya dengan tingkat kesadaran lingkungan, pendidikan dan ekonomi yang masih relatif rendah, namun terkait kebijakan perubahan ekonomi yang paling menderita adalah masyarakat sekitar dan berada di kawasan gambut, bukti empiris membuktikan bahwa tingkat pengaruh ekonomi terhadap sebuah kebijakan terutama kenaiak BBM yang akan membawa banyak dimensi kerugian bagi masyarakat sekitar kawasan gambut, terutama akibat kenaikan BBM yang secara langsung mempengaruhi semua line perekonomian, apalagi diperkuat dengan terganggunya transportasi air/sungai/danau/laut di kawasan gambut, akibat bencana asap.

 

Dari kondisi ekonomi, pendidikan, kebutuhan lahan pertanian, yang membawa dampak kesadaran lingkungan relatif rendah, kebutuhan ekonomi semakin tinggi, dan peluang untuk dimanfaatkan pemodal juga cukup tinggi, baik untuk pembakaran dalam rangka land clearing, maupun untuk illegal logging di kawasan gambut, yang jelas perbuatan itu merugikan langsung atau tidak langsung, serta melawan hukum.

 Ketiga Faktor cuaca ekstrim, Cuaca ekstrim adalah fenomena meteorologi yang ekstrim dalam sejarah (distribusi), khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia. Pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, bahwa kejadian ekstrim lebih kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada Lintang tempat, ketinggian, topografi dan kondisi atmosfer.

Cuaca ekstrim ini cenderung disebabkan oleh Efek Rumah Kaca, Siklon Tropis, Pemanasan Global, El Nino, La Nino dan beberapa contoh cuaca ekstrim antara lain hujan lebat, kekeringan, hujan es, angin puting beliung.

 Cuaca ekstrim ini memang kita hanya bisa memprediksi kemungkinan terjadi, yang menjadi faktor cuaca penyebab kebakaran hutan dan lahan terutama di beberapa pulau di indonesia, seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, namun kita tidak bisa memberikan pengaruh apa-apa terhadap cuaca Ekstrim tsb, terutama akibat dari musim kemarau panjang dari yang disebabkan oleh El Nino, bahwa El-Nino  adalah fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. El Nino memiliki dampak yang beragam dalam lingkup skala global. Beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Peru, saat terjadi El Nino akan berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut. Sedangkan di Indonesia secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

 Kawasan hutan gambut semakin terancam dan tekanan yang sangat besar, karena kemungkinan konversi hutan gambut semakin kuat, dari data dan faktor penyebab bencana asap tersebut di atas, baik faktor ekosistem, faktor manusia dan faktor Cuaca, kondisi hutan gambut yang sangat rentan tersebut akan terus semakin terancam tahun demi tahun, yang artinya bencana asap akan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat periodenisasi 3-5 tahun, bahkan ada kecenderungan semakin lama semakin pendek periodenisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun