Mohon tunggu...
Teddy Mahintara
Teddy Mahintara Mohon Tunggu... -

Dari Rasa, Melalui Karya, Untuk Dunia...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korelasi Konstruktif SDA dan SDM Masyarakat Kepulauan (Catatan dari Gerbang Utara Indonesia)

18 November 2016   22:29 Diperbarui: 18 November 2016   23:34 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan melaut perahu para nelayan di kota Tarempa (Terempak), Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau

Karakteristik geografis serta topografi wilayah kepulauan di Indonesia merupakan salah satu unsur nyata yang menunjang melimpahnya kekayaan Sumber Daya Alam (SDA). Hasil laut dan perairan pada umumnya, pulau-pulau tropis nan eksotis serta keanekaragaman hayati yang lahir secara alamiah. Ini merupakan sumbu yang jika “dipercik” dengan api berwujud Sumber Daya Manusia (SDM), akan memiliki daya  ledak yang luar biasa dalam menciptakan kemajuan suatu peradaban. Beberapa korelasi yang saya dapat sajikan antara lain sebagai berikut :

1. Kualitas Hasil Laut Sebagai Nutrisi Bagi Potensi Kecerdasan SDM

Studi kami menunjukkan bahwa orang yang diet dengan ikan panggang atau kukus, tapi bukan digoreng, memiliki volume otak lebih besar di bagian yang terkait memori dan kognisi”  kata James T. Becker, seorang profesor psikiatri di Pittsburgh, seperti dilansir livingtradingnews.com beberapa waktu lalu, dan banyak lagi penelitian lainnya yang membuktikan keunggulan hasil laut dalam menunjang kesehatan dan kecerdasan pada manusia.

Di tempat saya berdomisili sekarang, tepatnya di kota Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), hasil laut merupakan konsumsi pendamping utama makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Hasil laut disini fresh from the sea, ikan Tongkol (masyarakat lokal menyebutnya Simbok / Simbak) misalnya, mendominasi diikuti dengan hasil laut lain seperti cumi, kerapu, tenggiri, manyuk (sebangsa ikan bulat/Giant Trevally) dan masih banyak yang lainnya.

Salah satu olahan khas adalah Ikan Tongkol Salai, ikan tongkol yang dimasak dengan cara diasapi. Belum lagi olahan-olahan hasil laut yang lainnya. Berbanding lurus dengan hasil studi ilmiah sebagaimana disebutkan sebelumnya, dan jika saja pemerataan pembangunan, infrastruktur, dan jasa di negara ini dapat diimplementasikan dengan baik dapat kita bayangkan seberapa besar potensi SDM  yang ada pada komunitas masyarakat kepulauan dan pesisir sebagai hasil “perkawinan” ideal dengan potensi SDA yang tersedia bisa berkembang dengan optimal.

2. Karakteristik Alam Sebagai Penunjang Tumbuh Kembang SDM

Beberapa daerah kepulauan memang sedang dalam tahap menggesa pembangunan terutama infrastruktur. Sebagian besar wilayah kepulauan di Indonesia, pada area daratannya masih memiliki banyak  “lahan kosong”. Khusus terkait tumbuh kembang pada anak-anak, kondisi ini sangat berperan penting. Dewasa ini, sebagai contoh bersama telah kita ketahui sebagian besar anak-anak di wilayah perkotaan yang padat menghabiskan kegiatan bermainnya dilahan “2x2” (room warnet).

Sebenarnya hal ini tidak salah, namun keliru dan fatal apabila intensitas sudah berlebihan dan tidak seimbang, maka dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang generasi penerus bangsa tersebut. Dan potensi untuk terjadinya hal demikian sangat besar.  Wilayah pesisir dan kepulauan masih banyak menyediakan “ruang bermain” untuk anak. Tidak terbatas pada area daratan bahkan sampai laut pun menjadi "taman bermain" untuk mengoptimalkan tumbuh kembang sensorik dan motorik mereka. Permainan tradisional yang melatih kerjasama dan interaksi satu sama lain merupakan media sempurna dalam proses pembentukan tumbuh kembang fisik dan mental.

3. Korelasi Dalam Bentuk Karakteristik Profesi Masyarakat Kepulauan

Analisa yang kerap dilakukan sebelum berangkat melaut mulai dari kesiapan fisik, peralatan, menganalisa berbagai kemungkinan seperti arah angin, potensi hujan, kondisi cuaca, sampai kesiapan informasi terkait sasaran tangkapan yang telah diakumulasikan dan dipelajari tiap harinya. Hal tersebut merupakan rutinitas harian yang kerap dilalui para nelayan dan pelaut.

Belum lagi kesiapan menghadapi segala kemungkinan yang kerap berubah di tengah lautan nantinya. Secara singkat dan sederhana,  bukankah ini wujud nyata implementasi dari rangkaian proses perencanaan. Dimulai dari analisa, pengaturan strategi, kesiapan mental, serta prediksi berbagai kemungkinan dan perhitungan dalam mewujudkan tujuan yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun