PENGURUS Besar Wushu Indonesia (PB WI) pimpinan Airlangga Hartarto sangat serius dalam menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior ke-VIII yang akan digelar di ICE Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, 5-11 Desember 2022. Ketua Umum Partai Golkar dan Menko Perekonomian ini tidak sekadar mengharapkan sukses penyelenggaraan. Timnas Wushu Indonesia juga diamanahkan mencapai sukses prestasi, yakni meraih 4 medali emas dari keseluruhan medali yang diperebutkan di nomor taolu dan sanda tersebut.
Sejauh ini, 23 hari menjelang kompetisi di antara atlet-atlet yang maksimal berusia 18 tahun itu resmi dimulai, PB WI sebagai tuan rumah boleh berbangga karena partisipan event ini dipastikan melampaui target. Pasalnya, data yang diterima dari Federasi Wushu Internasional (IWUF) di China menunjukkan, sudah tercatat 72 negara yang mendaftar.
Luar biasa! Lihat, dari tujuh kejuaraan dunia (World Junior Wushu Championship/WJWC) sebelumnya, maksimal hanya atlet dari 46 negara yang mendaftar. Maka, dengan 72 negara yang sudah mendaftar, bisa dibayangkan berapa jumlah atlet, ofisial, dan juri yang akan menyemarakkan WJWC ke-8 nanti.
"Kita belum bisa memastikan berapa jumlah atlet yang akan tampil di Kejuaraan Dunia Wushu Junior 2022 nanti. Dari data yang diterima dari IWUF sementara baru menyebutkan sudah tercatat 72 negara yang mendaftar," ujar Direktur Eksekutif WJWC VIII, Gunawan Tjokro, Minggu (6/11/2022) kepada media.
Dengan demikian, sudah dipastikan adanya pemecahan dua rekor pada WJWC VIII ini. Pertama, terkait jumlah negara peserta, dan yang kedua jumlah atlet yang berkompetisi.
Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus PB WI sudah boleh berbangga dengan pemecahan dua rekor tersebut. Ini menjadi Kejuaraan Dunia Wushu Junior yang terbesar. Apalagi, China--sebagai negara asal wushu--juga memastikan hadir. Demikian juga dengan negara-negara yang dikenal kuat prestasinya, seperti AS, Rusia, dan sejumlah negara Asia lainnya.
Airlangga Hartarto dan jajaran PB WI benar-benar mempersiapkan gelaran WJWC VIII ini dengan serius. Airlangga tak hanya menghendaki WJWC VIII sukses dari segi penyelenggaraan, akan tetapi juga sukses dari segi prestasi.
Khusus untuk mencapai target 4 medali emas pada WJWC VIII ini PB WI membentuk Tim Satgas (Satuan Tugas) yang beranggotakan 3 personil. Yakni, Herman Wijaya (Kabid Binpres Taolu PB WI), Sudarsono (Kabid Binpres Sanda PB WI), dan Henny Setyowati (PB WI).
Ada tiga tuhas pokok Tim Satgas ini. Pertama, untuk memastikan program pelatnas junior berjalan dengan baik. Kedua, memastikan seluruh kebutuhan atlet pelatnas terpenuhi baik itu peralatan latihan maupun pertandingan. Dan ketiga, merupakan tugas yang paling berat, yakni memastikan atlet pelatnas yang terpilih memperkuat Timnas Wushu Junior bisa menghasilkan medali.
Seperti diketahui, dari total 49 atlet yang menjalani pelatnas sejak dua bulan silam, yang terdiri dari 33 atlet taolu dan 16 sanda, hanya 23 atlet (12 atlet taolu dan 11 atlet sanda) yang ditetapkan masuk dalam Tim Nasional Indonesia.
"Keenam atlet taolu ini, yang terdiri dari enam putra dan enam putri, semuanya dianggap berpeluang meraih medali," ujar Herman Wijaya yang juga pemilik Sasana Rajawali Sakti Jakarta, kepada media.
Demikian juga di sanda, 8 atlet putra dan 3 putri yang terpilih merupakan yang terbaik di Indonesia saat ini. "Mereka akan memperjuangkan peraihan medalinya dengan maksimal," timpal Mohammad Slamet, pelatih sanda.
Â
Bicara persaingan, Herman Wijaya dan Mohammad Slamet sama-sama menyebut, semua lawan harus dianggap berat. "Di Taolu itu persaingan sangat ketat apalagi pesertanya cukup banyak. Saingan terberat itu datang dari atlet wushu asal Malaysia, Vietnam, China, Korea, Amerika Serikat dan Rusia," kata Herman Wijaya. "Peta kekuatan di sanda itu dikuasai China dan Iran. Mudah-mudahan kita bisa memberikan yang terbaik," ujar Mohammad Selamet.
Â
Nada optimistis disuarakan Xia Hong, pelatih asal China yang menempa para atlet sanda di pelatnas. Dia menyebut peluang atlet sanda Indonesia cukup terbuka untuk meraih medali emas.
Â
Xia Hong yang pernah menangani Tim Wushu Myanmar dan Pakistan ini menyebut, untuk sanda, saingan terberat berasal dari China, Iran dan Vietnam. Mereka yang selama ini mendominasi peraihan gelar di berbagai kejuaraan baik single-event maupun multi-event.
Mungkin oleh karena itu juga, dari 4 emas yang ditargetkan PB WI di WJWC VIII ini, hanya 1 emas yang diharapkan dapat disumbangkan dari nomor sanda. Tiga emas lain dari nomor taolu. Merujuk pada motivasi para atlet saat menjalani pelatnas, peraihan 4 emas ini sangat terbuka.
Dari persaingan nomor taolu ini, salah satu harapan penyumbang medali adalah Thalia Marvelina Tanzil. Pada WJWC ke-7 di Brasilia, Brasil, tahun 2017, remaja putri asal Surabaya, Jatim, kelahiran 3 April 2008 ini berhasil meraih medali perunggu.
Pelajar SMPK Angelus Custos 1 Surabaya yang menggeluti wushu sejak kecil ini menghuni Pelatnas Wushu Junior setelah meraih 3 medali emas di Junior Grup B Putri pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Wushu 2022 memperebutkan Piala Presiden, pertengahan September lalu di Surabaya.
Â
Thalia yang mulai menjalani pelatnas sejak 24 Oktober lalu merasakan kerinduan berkumpul bersama kedua orang tuanya. Namum atlet klub Xiao Yao, Surabaya ini mengaku bisa mengatasinya karena kedua ayah dan ibunya selalu berpesan agar terus fokus, berlatih serius untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi PB WI dan Indonesia.
Ya, fokus saja!
