Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tragedi Kemanusiaan dari Kanjuruhan

3 Oktober 2022   11:05 Diperbarui: 3 Oktober 2022   11:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri berikan keterangan pers terkait Tragedi Kanjuruhan. (Foto: Di'sway)

Batas antara tertib dan rusuh itu cuma segaris. Apa yang terjadi di Kanjuruhan, Malang, sangat mungkin terjadi di kota-kota lain yang mempertemukan dua klub yang diwarnai atmosfir permusuhan kental kelompok suporternya. Semua tergantung pada kesiapan panitia pelaksana dan aparat keamanan. Juga, apakah kita siap menegakkan aturan? Karena peraturan gampang dibuat tapi menegakkannya yang susah. Termasuk mentertibkan media sosial yang provokatif.

Sudah ada aturan baku dari FIFA tentang pelarangan gas air mata di dalam stadion. Bagaimana sebenarnya peran federasi dan operator liga dalam mensosialisasikan peraturan mahapenting tersebut di kompetisi sepak bola Indonesia ? Apakah hal ini pernah dikoordinasikan dengan pihak keamanan oleh PSSI dan PT LIB?

Presiden Joko Widodo memberi penegasan agar pihak-pihak terkait seperti Menpora, Kapolri, dan Ketum  PSSSI melakukan evaluasi menyeluruh terkait tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan tersebut. Kompetisi disarankan untuk dihentikan hingga evaluasi selesai dilakukan. Di luar, masyarakat luas dan komunitas sepak bola secara umum, meminta dilakukannya penyelidikan menyeluruh atas insiden Kanjuruhan dan meminta pihak-pihak yang bertanggung-jawan mengundurkan diri.

Achsanul Qosasi, presiden klub Madura United yang berlaga di kompetisi Liga I, menyambut instruksi Presiden Jokowi dengan meminta pengurus PSSI untuk mundur. Ia juga mendesak kompetisi Liga 1 dihentikan total. Kedua hal itu sebagai bentuk tanggung jawab terhadap insiden Kanjuruhan.

Hentikan kompetisi sampai ada statemen resmi dari FIFA, demikian cuitan presiden Madura United itu dalam akun twitter resminya, @AchsanulQosasi, Minggu (2/10/2022).

"PSSI wajib bertanggung jawab, dan semua pengurusnya harus Mundur. Sbg respect thd korban & keluarganya. Tak perlu PSSI membuat Tim ini-itu. Serahkan saja kepada kemenpora/KONI selaku organ Pemerintah. Libatkan penegak hukum dan FIFA utk membuat Investigasi atau langkah yang diperlukan," sambung anggota BPK RI itu.

Amnesty International Indonesia, seperti dikutip media, meminta pengusutan tuntas atas penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan negara untuk mengatasi atau mengendalikan massa penonton saat pertandingan Arema vs Persebaya itu.

"Tragedi ini mengingatkan kita pada tragedi sepak bola serupa di Peru tahun 1964 di mana saat itu lebih dari 300 orang tewas akibat tembakan gas air mata yang diarahkan polisi ke kerumunan massa lalu membuat ratusan penonton berdesak-desakan dan mengalami kekurangan oksigen," tulis Amnesty International Indonesia.
 
"Sungguh memilukan 58 tahun kemudian, insiden seperti itu berulang di Indonesia. Peristiwa di Peru dan di Malang tidak seharusnya terjadi jika aparat keamanan memahami betul aturan penggunaan gas air mata. Tentu kami menyadari bahwa aparat keamanan sering menghadapi situasi yang kompleks dalam menjalankan tugas mereka, tapi mereka harus memastikan penghormatan penuh atas hak untuk hidup dan keamanan semua orang, termasuk orang yang dicurigai melakukan kerusuhan."***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun