Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kang Emil Menyalip di Tikungan

30 September 2022   15:03 Diperbarui: 30 September 2022   15:05 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                   Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil. (Foto: Dok/Airlangga)

DALAM sepak bola ada frasa yang sudah lazim diketahui, coming from behind. Secara harfiah artinya adalah datang dari belakang. Tetapi, tepatkah frasa coming from behind atau datang dari belakang itu diberikan pada Ridwan Kamil, yang dua hari belakangan ini tiba-tiba menjadi bahan perbincangan di jagat politik nasional terkait keinginannya untuk bergabung dengan partai politik?

Datang dari belakang atau menyalip di tikungan juga menjadi frasa yang diberikan sejumlah pengamat dari upaya atau langkah-langkah yang dilakukan Gubernur Jawa Barat itu. Kang Emil diam-diam ternyata sudah melakukan safari politik, bertemu dengan sejumlah pimpinan parpol peserta Pemilu 2024.

Kita mencatat pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada pertengahan Juli 2022 lampau. Beberapa hari sebelumnya, seperti dikutip media, RK atau Emil bertemu dengan Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono. Terkini, Emil kembali bertemu dengan Agung Laksono dan Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzili. Momen dan nuansa keakraban dari pertemuan tersebut tercermin melalui foto-foto yang beredar di media.

Jalinan komunikasi Emil dengan para petinggi Golkar tampaknya terus tersambung. Hal itu juga tidak disanggah oleh Airlangga. Ketum Golkar menyebut, komunikasi antara partainya dengan orang nomor satu di Jabar itu masih terus berjalan. Akan tetapi, kata Airlangga, belum akan ada pembicaraan yang sangat khusus dalam waktu dekat.

Dalam pandangan sejumlah pengamat, komunikasi antara Golkar dengan Emil jelas berkaitan dengan Pilpres 2024. Golkar ingin menjadikan Emil salah satu pilihan untuk cawapres. Emil juga menjadi salah satu opsi cawapres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), bentukan Golkar bersama PAN dan PPP. Emil diduga sudah bertemu pula dengan petinggi PAN maupun PPP.

Mengutip media, kemungkinan Emil menjadi cawapres untuk Airlangga akan lebih besar jika dia bergabung dengan parpol anggota KIB. Dan itu pasti menggembirakan Golkar, PAN atau PPP. Dari ketiga parpol anggota KIB, Emil tampaknya cenderung memilih Golkar.

Emil sendiri sudah lama hendak bergabung dengan partai. Ia membutuhkan partai sebagai pendukung dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin eksekutif, gubernur Jabar. Tahun silam, ia bertemu Prabowo Subianto, bahkan mendoakan ketum Gerindra tersebut sebagai presiden berikutnya, pengganti Joko Widodo.

Namun, dari pertemuannya dengan para petinggi Golkar sekarang ini yang membuat namanya kembali menjadi bahan perbincangan di jagat politik nasional. Emil terus terang menyebut, partai bukan hanya akan memperkuat posisinya dalam pemilihan gubernur Jabar periode kedua pada 2024 nanti, akan tetapi guna ikut berlaga di kontestasi politik nasional, yakni Pilpres 2024.

Kata Emil, jika dalam perjalanan menuju rute kedua, yaitu di nasional, terbuka, ya kenapa tidak (ikut Pilpres). Jadi, mau melanjutkan (Gubernur Jawa Barat) tahap 2 atau berkontestasi di nasional, Emil sudah memutuskan akhir tahun 2022 ini berlabuh ke salah satu partai.

Dalam wawancara ekslusifnya dengan Kompas.com pada medio Mei 2022 lalu, Emil menyebutkan bahwa dalam perjalanannya memimpin Jabar, banyak dinamika yang kurang kondusif karena ia belum berpartai. Ada program terdiskon, tidak terargumentasikan dengan baik di parlemen.

Emil tampaknya akan menjadi salah satu sosok yang paling diperhitungkan pada Pilpres 2024. Merujuk pada berbagai hasil survei setahun terakhir ini, nama Emil selalu berada di urutan lima besar baik untuk capres maupun cawapres.

Terkini, seperti dikutip media, hasil lembaga survei Charta Politika menempatkan nama Emil di posisi keempat di bawah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Untuk cawapres, Emil bahkan melambung ke urutan kedua, membayangi Sandiaga Uno, dan mengungguli Agus Harimurti Yudhoyono.

Dari dinamika yang terus berkembang sekarang ini terlihat jika Golkar yang banyak memainkan kartu truf. Golkar dikabarkan terus menjalin komunikasi dengan Partai Demnokrat dan PKS, di tengah kembali santernya PKS kembali menjalin komunikasi yang intens dengan NasDem.

Sementara itu, rencana koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS hampir dipastikan batal. NasDem tidak ingin 'terperangkap' dengan keharusan menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan. NasDem tampaknya tidak sependapat dengan elit PD, yang menyebut pasangan Anies Baswedan-AHY "seng ada lawan' di Pilpres 2024 nanti. Seng ada lawan adalah frasa dalam bahasa Ambon yang artinya tidak ada lawan.

Menurut NasDem, masih ada tokoh di luar partai yang lebih pantas disandingkan dengan Anies Baswedan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun