Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perkembangan Wushu Indonesia Tingkatkan Popularitas Airlangga

30 September 2022   11:19 Diperbarui: 30 September 2022   11:30 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Airlangga menyaksikan disilin sanda pada Kejurnas Piala Presiden di Surabaya. (Foto: Di'sway).

KOMUNITAS olahraga Indonesia mengakui, wushu semakin 'merakyat' dan berkembang di era kepemimpinan Airlangga Hartarto. Baru diperkenalkan di awal 1990-an, wushu sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang diterakan dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 86 Tahun 2021, bersama 13 cabor lain yang selama ini sudah 'menggoyang' dunia seperti bulu tangkis, panjat tebing, dan angkat besi.

Ini merupakan pencapaian besar untuk Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) yang dipimpin Airlangga Hartarto pada kepengurusan 2017-2021 dan berlanjut ke 2022-2026. Airlangga Hartarto dan jajaran pengurusnya sudah membidik Olimpiade.

Airlangga Hartarto bisa dianugerahi Bapak Wushu Indonesia,  sebagaimana predikat yang melekat pada I Gusti Kompyang Manila dan Supandi Kusuma. IGK.Manila adalah ketua umum pertama PB WI saat terbentuk pada 1992 dan langsung menjadi angggota KONI Pusat, di mana setahun kemudian atlet-atlet terbaik Indonesia berlaga untuk pertama kalinya di SEA Games 1993, di Singapura. Sejak itu, atlet terbaik wushu Indonesia tak pernah absen tampil di SEA Games. Demikian juga Asian Games. Wushu Indonesia juga berkibar di berbagai kejuaraan perorangan regional dan internasional, semisal kejuaraan dunia.

Dalam memimpin PB WI Airlangga Hartarto yang ketum Partai Golkar dan Menko Perekonomian mengikuti jejak dua mentor terbaiknya, yakni IGK Manila dan Supandi Kusuma, dengan semaksimal mungkin melakukan interaksi dengan jajaran pengurus baik di pusat maupun daerah. Ia selalu mengusahakan berinteraksi dengan para atletnya, dengan berdialog pada setiap event yang dihadirinya. Juga menjalin komunikasi dan senantiasa memuji peran orang tua atlet dalam berbagai kesempatan.

Apa yang dilakukannya saat Kejurnas Wushu Senior dan Junior memperebutkan Piala Presiden 2022, yang digelar 17-22 September baru lalu di Graha Universitas Negeri Surabaya (Unesa), adalah contoh yang baik. Airlangga yang karena kesibukannya tidak bisa hadir saat acara pembukaaan, dan sudah ada agenda kenegeraan penting di hari terakhir kejuaraan, menyempatkan datang langsung ke Surabaya dua hari sebelum penutupan.

Selama beberapa jam Airlangga berada di Graha Unesa, menyaksikan sejumlah nomor final pada kejuaraan yang juga memperebutkan Piala Airlangga Hartarto, Piala Menpora dan Piala Gubernur Jatim itu. Menjelang meninggalkan tempat pertandingan, ia naik ke podium, menyerahkan trofi kepada sejumlah pemenang, dan berpidato.

Ia memuji semangat juang para atlet, yang tentunya sangat antuasias untuk terjaring masuk dalam timnas yang dipersiapkan menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII pada 2-11 Desember 2022 mendatang. Di akhir sambutannya ia mengapresiasi dukungan dan peran para orang tua yang membebaskan anak-anaknya berlatih wushu, dan berharap menjadi atlet nasional.

Kejurnas Piala Presiden di Subabaya menjadi 'arena pemanasan' menuju Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII di ICE BSD, Tangerang, Banten, pada 2-12 Desember 2022 mendatang. Dari ajang kejurnas tersebut dijaring atlet-atlet yang diproyeksikan berlaga di World Junior Wushu Championship (WJWC). Tentunya atlet-atlet junior yang potensial mendulang medali pada semua disiplin, serta keseluruhan kelas dan nomor pertandingan, baik di sanda (perkelahian) dan taolu (keindahan gerak).

Seperti pernah dipaparkan, Indonesia atau PB WI sudah pernah menggelar WJWC ini. Yang pertama, pada 2008 di Bali, saat kepengurusan PB WI dipimpin Supandi Kusuma. Untuk gelaran WJWC 2022 ini Airlangga menjadi 'dewa penyelamat' setelah Federasi Wushu Dunia (IWUF) sempat kesulitan untuk memperoleh kesediaan dari anggotanya guna menjadi tuan rumah, mengingat situasi dunia masih dilanda pandemi Covid-19. WJWC tahun 2020 bahkan ditiadakan menyusul pengunduran diri Rabat, Maroko, karena hantaman pandemi Covid-19.

Kesediaan PW WI menjadi tuan rumah WJWC tentunya tidak terlepas dari kian berkembangnya wushu di Tanah Air. Airlangga tampaknya tak ingin kehilangan momentum tersebut. Dengan menjadi tuan rumah WJWC maka nama Indonesia akan semakin dikenal, kekuatan wushu Indonesia juga kian diperhitungkan. Sementara, di dalam negeri, popularitas cabor ini juga akan semakin melambung.

Saat ini wushu tidak hanya popular di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Jateng, Jatim, dan Sumatera Utara. Meski memang tidak dipungkiri jika peta kekuatan wushu nasional masih dikuasasi Jawa dan Sumut. Di samping keberadaan pengurus provinsi (pengprov)), regenerasi dan kaderisasi atlet wushu juga ditopang oleh menjamurnya sasana-sasana, kata lain dari klub.

Bersamaan dengan Kejurnas Piala Presiden di Surabaya, misalnya, digelar perebutan Piala Airlangga Hartarto yang diikuti ratusan atlet dari puluhan sasana.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun