Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo dan Airlangga Tak Bisa Ditawar sebagai Capres, Bagaimana Puan?

23 September 2022   16:28 Diperbarui: 23 September 2022   16:37 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto saat berkunjung ke kantor Airlangga Hartarto di Kemenko Perekonomian, Senin (19/9/2022) lalu. (Foto: Kemenko Perekonomian).

PRABOWO Subianto serta Puan Maharani dan Airlangga Hartarto sama-sama punyapeluang untuk terpilih sebagai pengganti Joko Widodo pada kontestasi politik akbar 2024 mendatang, Pilpres. 

Di antara ketiganya Puan yang belum dinyatakan sebagai calon presiden dari partainya. Meski menjadi satu-satunya partai yang bisa mengajukan capres sendiri, akan tetapi PDIP masih belum berani untuk mengumumkan secara resmi Ketua DPR RI tersebut sebagai capres mereka. 

Megawati Soekarnoputri, yang memiliki hak prerogatif untuk menentukan capres dari partainya, tampaknya masih menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya. 

Di satu sisi, Megawati dan PDIP juga terkesan tidak menghitung Ganjar Pranowo, kader PDIP yang dalam kapasitasnya sebagai gubernur Jateng terus melambung namanya.

Dalam politik apa pun bisa terjadi memang. Begitu juga dengan kemungkinan Megawati dan PDIP secara partai pada akhirnya lebih memilih Ganjar Pranowo ketimbang Puan Maharani. Yang jelas, saat ini, Puan yang lebih diperhitungkan oleh Megawati dan PDIP. 

Dalam safari politiknya sejauh ini, termasuk pada beberapa kali kunjungan ke Semarang atau Jateng pada umumnya, Puan tidak pernah melibatkan Ganjar. Hal ini semakin memperkuat kesan jika Bu Mega memang tengah 'memasarkan' Puan dan sebaliknya, tidak menghitung Ganjar.

Puan sudah melakukan pertemuan dengan para petinggi partai lainnya, termasuk Prabowo Subianto yang ketum Gerindra. Juga dengan Surya Paloh dari NasDem. 

Hanya pertemuan dengan Airlangga Hartarto yang belum terealisasi meski sudah berulangkali diagendakan. Bisa jadi PDIP tidak terlalu memandang serius wacana koalisi dengan Golkar, seperti disampaikan para pengamat. Wacana koalisi PDIP dengan Golkar tidak lebih besar dari isu koalisi PDIP dengan Gerindra.

Wacana koalisi PDIP dengan Gerindra mencuat seusai pertemuan Puan dengan Prabowo. Wacana duet Prabowo-Puan dinilai lebih memungkinkan terjadi ketimbang isu duet Prabowo-Muhaimin 'Cak Imin' Iskandar, ketum PKB. 

Walau Gerindra sudah berkoalisi dengan PKB, akan tetapi sedikit yang mempercayai jika koalisi itu akan mengusung duet Prabowo-Cak Imin. Apalagi, koalisi Gerindra dan PKB tentunya tidak sekadar untuk menghadapi Pilpres, akan tetapi juga Pileg dan Pilkada serentak yang sama-sama digelar 2024.

Koalisi PDIP dengan Gerindra lebih menguat dalam konteks menghadapi Pileg dan Pilkada serentak, bukan menyikapi Pilpres. Meski duet Prabowo-Puan terus dilambungkan akan tetapi perwujudannya masih menjadi tanda tanya besar. 

Apakah PDIP--yang bisa mengajukan capres sendiri-rela jika Puan dijadikan cawapres. Ini karena Prabowo sudah 'mendeklarasikan' dirinya sebagai capres, yang kemungkinan tak bisa ditawar-tawar lagi. 

Setelah dua kali gagal, yakni di Pilpres 2014 saat berpasangan dengan Hata Rajasa dan Pilpres 2019, berpasangan dengan Sandiaga Uno, Prabowo tentunya tak mau gagal buat ketiga kalinya. Cawapres bukan pilihan Prabowo.

Dalam konteks itu, PDIP bisa saja keukeuh jika cawapres pun bukan opsi mereka sebagai tempat Puan. Dengan terus 'menggantung' Ganjar, PDIP terus berupaya meningkatkan popularitas dan tingkat keterpilihan Puan oleh rakyat melalui berbagai jajak pendapat. Kerja keras yang mengorbankan Ganjar, yang jauh lebih baik dalam aspek popularitas dan elektabilitasnya.

Sebagai sosok yang sejak awal digadang-gadang menjadi capres, Ganjar terus berada dalam tekanan. Itu yang membuat posisi Ganjar berbeda dengan kandidat capres lainnya, terutama Prabowo dan Airlangga Hartarto. Wajar karenanua jika pertemuan antara kedua menteri kepercayaan Jokowi itu mengundang banyak spekulasi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menyebut pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bisa dibaca sebagai penjajakan antara Golkar dan Gerindra di Pemilu 2024.

Kedua tokoh itu, sebut Adi Prayitno, sangat mungkin bekerja sama di 2024. Sampai saat ini Prabowo dan Airlangga sama-sama ingin maju sebagai capres, akan tetapi belum punya pasangan. Mungkinkah keduanya bersatu? Tetapi, siapa capres? Siapa menjadi cawapres?

Mungkin banyak yang membayangkan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto yang dulunya rival bisa bekerja sama ke depannya. Atau membayangkan Gerindra melebur dengan KIB, sebagai sama-sama partai pendukung pemerintah. KIB dan poros Gerindra-PKB juga tak memiliki kecenderungan rivalitas yang ekstrem. Saling dukung, menolak politik identitas, anti polarisasi, dan melanjutkan perjuangan Jokowi.

Mengutip keterangan dari Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, kemungkinan Gerindra melebur dalam KIB selalu ada. Kendati demikian, Meutya mengingatkan bahwa Airlangga dan Prabowo sudah sering bertemu, sementara hubungan personal keduanya juga sangat cair.

Bicara dalam konteks capres, Meutya juga mengingatkan jika kemungkinan pembicaraannya akan alot. Kader Golkar sudah sepakat mengusung Airlangga sebagai capresnya. 

Gerindra juga sudah menetapkan Prabowo sebagai capres tunggal usungannya di Pilpres 2024. Oleh karena itu, kata Meutya, koalisi tak hanya tentang capres ataupun calon cawapres. Di sisi lain, sebuah koalisi juga harus punya visi-misi yang sama.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun