Mohon tunggu...
Tb Adhi
Tb Adhi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencinta Damai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sich selbst zu lieben ist keine ritelkeit, sondern vernunft

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menggali Potensi Wisata dan Ekonomi dari Kejuaraan Dunia Wushu dan Piala Dunia U-20

22 September 2022   17:57 Diperbarui: 22 September 2022   18:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


EUFORIA suka cita dan kegembiraan tengah melanda dunia. Pandemi Covid-19 yang semakin mereda dan cenderung terus melandai menumbuhkan kembali kegairahan di berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali olahraga. Saat ini dunia olahraga kembali menggeliat. Banyak negara di dunia yang menjadikan acara olahraga internasional sebagai penggerak ekonomi mereka. Contoh yang paling faktual, Qatar. Negara teluk ini bersiap menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, tepatnya 20 November hingga 18 Desember mendatang. Indonesia tak ketinggalan. Kita bersiap menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Wushu Junior 8-2022 pada 2-12 Desember. Setelah itu, tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023.

Kejuaraan Dunia Wushu Junior atau World Junior Wushu Championship (WJWC) tak bisa diabaikan begitu saja. Wushu, cabor beladiri asal China, mengalami perkembangan pesat sejak menjalani standarisasi atau modernisasi dari olahraga tradisional menjadi cabor olahraga yang layak jual secara komersial. Sebanyak 70 hingga 80 negara akan mengirimkan atletnya ke WJWC ke-8 di ICE BSD, Tangerang, Banten, akhir tahun nanti. Ini merupakan sebuah rekor peserta, yang akan membuat Indonesia menjadi tatapan komunitas wushu dunia dan masyarakat internasional pada umumnya.

Indonesia akan kembali menjadi perhatian internasional dari kelangsungan Piala Dunia U-20 tahun depan itu, tepatnya 20 Mei hingga 11 Juni. Sepak bola adalah cabor olahraga yang mampu 'mempersatukan' dunia, dan Piala Dunia U-20 adalah kompetisi sepak bola kelompok usia terakbar nomor tiga, setelah setelah Piala Dunia senior dan Piala Dunia U-23.

Piala Dunia U-20 melibatkan keikutsertaan 24 tim, yang mewakili benua dan zona. Rangkaian pertandingannya disebar di beberapa daerah. Beberapa stadion yang dipersiapkan adalah Jakabaring (Palembang), Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta), Jalak Harupat (Bandung), Manahan (Solo), Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Kapten I Wayan Dipta (Bali).

Dari total 24 kompetitor pada Piala Dunia U-20 tersebut sejauh ini baru terdapat 12 tim yang lolos dari berbagai zona kualifikasi, kecuali Indonesia sebaagai tuan rumah. 11 tim lainnya adalah Republik Dominika, Guatemala, Honduras, AS, Inggris, Prancis, Israel, Italia, Slovakia, Fiji, dan Selandia Baru. Terkait dengan Piala Dunia U-20 ini beberapa hari lalu sudah diluncurkan maskotnya, yakni Bacuya, oleh Direktur Turnamen FIFA Jaime Yarza, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Menpora Zainudin Amali. Pada kesempatan itu, Jaime Yarza mengapresiasi dan memuji dukungan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.

Pemerintah memang memberikan dukungan penuh untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-20 ini. Sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk pengembangan sektor olahraga, termasuk industri olahraga. Untuk itu, moment Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bisa menjadi pembuktian komitmen tersebut.

Airlangga tak urung menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo yang menyampaikan bahwa olahraga merupakan industri yang cakupannya sangat luas. Seperti dikutip dari situs resmi Kemenko Perekonomian, industri olahraga tidak hanya terkait dengan industri events namun juga termasuk industri apparel atau clothing line, perlengkapan olahraga, hingga broadcasting dan commercial. Dengan demikian, sektor olahraga juga memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu pendongkrak perekonomian dan mengembangkan sport tourism nasional.

Seperti ramai dikutip media, Airlangga yang juga ketua umum Partai Golkar menyebutkan, terkait dengan Piala Dunia U-20 itu masyarakat tidak ada hanya fokus ke stadion. Menurut dia, mestinya juga dari sekarang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mulai menggali potensi dari setiap tuan rumah penyisihan grup Piala Dunia U-20 tersebut. Misalnya, di Surabaya apa yang bisa dijual produknya di internasional, baik kuliner, pariwisatanya. Bandung, apa? Itu harus mulai dari sekarang didesain.

Apa yang disampaikan Airlangga yang juga ketua umum dari cabang olahraga wushu itu tentu sangat beralasan. Piala Dunia U-20 adalah hajat besar olahraga dan sangat bergengsi, sehingga semua potensi yang mengiringinya layak diketengahkan. Dari penjelasan Airlangga, dengan perhelatan besar seperti ini, ada banyak pihak dalam industri olahraga yang akan bergerak.

Pendapat Airlangga diamini Tommy Apriantono, pengamat olahraga dari Jabar. Tommy, misalnya, menyebut sektor UMKM yang layak dioptimalkan. Dia mencontohkan betapa saat PON yang lalu, di Papua, pemerintah setempat kurang memberdayakan industri masyarakat sekitar. Misalnya, kaos souvenir yang dijual berasal dari Bandung. Produk asli yang dijual hanya berupa kerajinan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun