Mohon tunggu...
tri prabowo
tri prabowo Mohon Tunggu... Karyawan -

Engineer PLC, lagi belajar nulis, Hobi Cersil, sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial: Andaru Wijaya [53]

17 Mei 2017   14:55 Diperbarui: 20 Juli 2017   18:12 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seri 52 / Sebelumnya

Seri 54 / Selanjutnya

Seri 1 / Awal

Wijaya membuka selarak pintu bilik Gendis. Gendis pun terkejut melihat kehadirannya. Seperti mendapat tempat berlindung setelah beberapa hari menderita dan putus asa, Gendis melonjak dan memeluk Wijaya. Wijaya tak berusaha mengelak, karena Gendis memang dalam keadaan tertekan. Sambil terisak dagu lancip Gendis menggelayut dipundak Wijaya, air matanya meleleh menetes dipundak Wijaya. Wijaya pun mengusap rambut panjang Gendis yang tergerai setelah sebelumnya tusuk kondenya sempat ia lepas, karena ingin membunuh diri. Wijaya berdesir hatinya, mendapat pelukan dari lawan jenisnya. Darahnya mengalir begitu cepat, degup jantungnya pun berdebar hebat.

Malam yang dingin, serta temaram lampu teplok membuat suasana menjadi makin sendu. Gendis adalah gadis manis anak Ki Demang Kembojan yang cantik, sedangkan Wijaya adalah pria tampan yang bersorot mata teduh.Naluri keduanya tidak menampik bahwa masing-masing dari mereka memiliki pesonanya masing-masing. Tetapi Wijaya bukanlah laki-laki yang tak beradab, yang memanfaatkan suatu keadaan. Berkat bimbingan Ki Kerta pamannya dan Ki Kapulaga gurunya, ia tumbuh menjadi pria yang mengagumkan. Mampu mengendalikan diri, berhati-hati dalam bertindak, serta menempatkan wanita derajatnya mulia seperti ia menghormati ibunya sendiri. Tetapi itu pula yang kadang membuat wanita menjadi jatuh hati padanya.

Dua wanita sebelumnya yang pernah mengenalnya pun terkesima dengan perilakunya. Laksmi yang pernah ditolong oleh wijaya dari cengkeraman kumpeni, juga sempat mengaguminya. Tetapi ia menahan diri karena dirinya telah bersuami, meskipun telah lama tak ada kabar tentang nasib suaminya. Suaminya sempat berpamitan pada Laksmi akan menggempur pertahanan Kumpeni di wilayah Kedu dan setelah itu tak kembali. Begitu juga putri bangsawan Raden Prajasena dari Pendawareja yang bernama Kinasih, ia pun kepincut dibuatnya. Itu semua terjadi sebelum pengembaraan yang membawa Wijaya sampai ke Kembojan. Dan belum pula ia menjatuhkan pilihan dari kesemuanya itu, karena ia merasa belum bisa berbuat banyak untuk membela tanah air yang dalam keadaan terkoyak ini.

“Kendilkan dirimu Gendis!” kata Wijaya kemudian. “Tidak sepantasnya ditempat sepi ini kita berdua seperti ini. Bagaimana pun juga kita adalah lawan jenis, aku takut jika aku hilang pengamatan diri.”

Gendis seketika tersadar, dan melepaskan dekapannya dipelukan dada bidang Andaru Wijaya. Saat itu juga Gendis memperbaiki dirinya yang terlihat kusut. Wajahnya masih terlihat pucat, dan tubuhnya juga masih tampak lemah.

“Maafkan aku kakang!” kata Gendis dengan suara lemah.

“Tidak apa Gendis, aku tahu kau dalam keadaan tertekan beberapa hari ini.”

Wijaya mendekati Gendis, lalu duduk di bibir amben. “Aku tidak bisa membawamu pergi dari tempat ini sekarang. Saatnya belum memungkinkan, kau pun masih dalam keadaan lemah. Dan lagi penjagaan diluar sangatlah ketat.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun