Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memahami "Installed Coach" dalam Presentasi

18 Juli 2021   10:12 Diperbarui: 18 Juli 2021   10:57 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda melihat seorang penampil dalam sebuah seminar atau sejenisnya tiba-tiba terdiam beberapa saat? Entah karena Mic tiba-tiba mati, layar yang tidak menyala, lampu yang mendadak mati, atau memang karena si penampil lupa materinya?

Ya, kalau saya pernah menyaksikannya beberapa kali. Karena saya (Alhamdulillah) sedikit paham dunia public speaking dan turunannya, maka saya bisa tahu dengan jelas mana yang memang "kelabakan" di panggung dan mana yang memang "tetap tenang" dengan situasi apapun yang terjadi. Terlepas dari jam terbang si penampil yang terkadang sering mempengaruhi gesture nya di panggung.

Tapi sederhananya, semua hal bisa terjadi ketika kita sedang menjadi penampil di manapun kita berada. Di lingkungan kecil atau besar, di ruangan kecil atau besar, di mana saja bisa terjadi hal yang tidak terduga. Jika sudah terjadi, apa yang bisa kita lakukan? atau sebelum semuanya terjadi, apa yang bisa kita lakukan sebagai antisipasinya?

Memahami "Installed Coach"

Banyak orang yang berlomba-lomba menjadi seorang "coach" dengan mengikuti beragam sertifikasi dan seterusnya. Harapannya tentu saja mudah, setelah ikut sertifikasi itu maka dia langsung (seolah-olah) bisa menjadi seorang "coach". Benarkah demikian? Ada beragam jawaban.

Pertanyaannya, benarkah setelah tahu teknik-teknik coaching itu dan punya sertifikatnya Anda langsung punya keahlian menjadi seorang coach? Saya tidak begitu yakin hal ini bisa terjadi secara instan. Ingat, teori itu mudah. "Praktik" dalam pelajaran teori pun masih mudah. Tapi praktik di kehidupan nyata, sampai Anda benar-benar menjadi coach, sesungguhnya itulah yang nyata dan akan membuat Anda menjadi seorang coach yang sesungguhnya.

Pertanyaan selanjutnya, apakah coach itu begitu penting dalam kehidupan ini? apakah ada coach yang lebih hebat dibanding coach yang punya seabrek sertifikat itu? Ya, jawabnya ada. Ia adalah "Inner Coach" atau saya menyebutnya "Installed Coach".

Di dalam buku "Pause, Breathe, Choose" yang ditulis oleh Naz Baheshti, dia mengurai kalau Inner Coach adalah bagian yang paling penting yang sudah ada di dalam diri kita (istilah saya sudah terinstal), yang bisa kita manfaatkan untuk semua aktivitas yang akan kita lakukan.

Dalam dunia presentasi misalnya, ketika Anda akan menghadapi sebuah sesi presentasi yang belum pernah Anda hadapi sebelumnya, maka segera aktifkan Installed Coach Anda. Ketika ia aktif, maka jangan kaget kalau jiwa Anda akan berkata, "Saya pasti bisa untuk melalui hal ini.." atau "Saya harus mempersiapkan diri dengan baik untuk sesi ini.." dan kalimat sejenisnya.

Bahkan, jika hal terburuk terjadi seperti uraian saya di awal, "Installed Coach" akan berkata kepada Anda, "Tenang saja, tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Semua orang pasti akan memaklumi situasi Anda"

Singkatnya, Installed Coach atau Inner Coach adalah coach yang sudah ada di dalam diri Anda dan Anda tidak perlu membayar untuk menggunakan jasanya. Gunakan saja kapanpun Anda mau. Tapi ingat, menggunakannya juga perlu persiapan yang matang sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun