Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

6 Bulan Berlalu, Bagaimana Nasib Resolusimu?

2 Juli 2021   21:25 Diperbarui: 2 Juli 2021   21:41 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
6 bulan telah berlalu. Bagaimana nasib resolusi Anda tahun ini? (pixabay.com)

Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk mengisi sebuah sesi yang isinya adalah mereviu dan menanyakan kepada resolusi tahun ini apa kabarnya. Ya, sesi itu saya mulai dengan kalimat yang mungkin bagi sebagian orang tidak lazim.

Jika banyak orang mengatakan "tidak terasa, sudah 6 bulan berlalu di tahun ini...." atau kalimat sejenisnya. Maka saya dengan segenap kesadaran mengatakan "Dengan terasa kita sudah melewati 6 bulan dari tahun ini...". Ya, saya menggunakan kata "dengan terasa". Ketika beberapa orang merasa saya salah sebut, maka saya mengulangi lagi dengan kata yang lebih tagas kalau kita "dengan terasa" sudah melewati 6 bulan di tahun ini.

Ya, bagaimana mungkin ada yang mengatakan tidak terasa, padahal dia ada di dalam hari-hari yang dia lalui itu? Hati-hati, teman. Pilihan kata Anda, terkadang bisa memandu Anda untuk menggapai masa depan yang seperti apa.

Nah, lalu pertanyaan selanjutnya, sudah 6 bulan berlalu, sudah sampai di mana pencapaian yang Anda rencanakan di akhir tahun lalu atau di awal tahun kemarin? Kita tentu tidak perlu membahas kalau Anda tidak merencanakan apa-apa di awal periode kemarin, karena akan percuma. Ya, bagaimana mungkin kita bisa mereviu apa yang tidak kita rencanakan?

Tapi, kalau Anda sudah merencanakan sesuatu, maka mari kita berhenti sejenak dan melihat sudah sampai sejauh mana kita melangkah dan mencapai apa yang sudah kita rencanakan. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.

Pit Stop Itu Penting

Saya bukan pecinta F1. Tapi agak ter-la-lu kalau Anda tidak tahu Lewis Hamilton sudah menjadi juara dalam beberapa tahun terakhir di ajang jet darat itu. Nah, yang ingin saya katakan adalah, di ajang F1 (misalnya), ketika lomba berlangsung, umumnya pebalap masuk ke pit stop untuk melakukan 1 atau 2 kali pergantian ban, mengisi bahan bakar dan semisalnya. 

Ya, mereka paham, kalau dalam perlombaan yang panjang, terkadang kita butuh "mengisi bahan bakar", mengganti ban dan lain sebagainya. Gunanya agar kuat dan lebih siap dalam mengarungi perjuangan yang panjang.

Belajar dari sana, bagaimana dengan Anda? sudahkah Anda masuk ke "pit stop" untuk mengganti skill lama Anda dengan skill yang baru yang lebih dibutuhkan pasar? sudahkah Anda mengganti (menambah) pengetahuan lama Anda (ban Anda) dengan pengetahuan yang baru? Sudahkah Anda mengganti paradigma dan pendekatan bisnis lama Anda dengan cara-cara yang baru?

Ya, mari kita duduk sejenak. Masuklah ke dalam pit stop dan mulai perhatikan bagian mana dari "motor" kita yang perlu di upgrade. Dari sana, kita punya potensi memenangkan perjuangan setengah semester ke depan.

Relaks Itu Kunci

Setiap kita yang membaca tulisan ini pasti masih bernapas, kan? Tapi coba jawab pertanyaan saya. Kapan Anda pernah merasakan aliran udara benar-benar masuk ke dalam rongga dada Anda dan Anda menikmatinya dengan penuh relaksasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun