Ketika dia cerita ke saya, maka saya langsung jadi orang pertama yang mendukungnya bekerja selama bisa menyesuaikan jadual kuliah. Saya balik bertanya, "apakah orang-orang itu akan mau membiayai hidupmu saat ini atau bahkan nanti..? kalau tidak, maka tidak usah urusi hidup orang lain.."Â kata saya setengah esmosi. Maklum, masih mahasiswa. Mudah tersulut, hehehe.
Singkatnya, teman tadi masih terus bekerja hingga kami bersama lulus kuliah. Beberapa waktu kemudian, di saat teman yang tadi mengejek mulai mencari kerja, teman saya tadi sudah menjadi supervisor di tempat kerjanya.
Ya, jangan pilih kerjaan selama itu halal dan baik untukmu dan keluargamu. Semakin Anda memilih, maka akan semakin lewat peluang demi peluang di depan mata kita. Jadi, selagi itu halal dan baik, maka bekerjalah. Karena itu mulia, apalagi di saat usiamu sudah 25 tahun.
3. Mencoba Hal Baru
Salah satu kalimat yang sering saya ulang di setiap pelatihan adalah :
"Jam 8 sampai 5 sore adalah tentang mengejar karirmu. Jam 6 sore hingga jam 9 malam adalah tentang mengejar mimpimu" (TauRa)
Ya, kita memang harus melakukan "kerja lembur" yang cerdas untuk mengejar mimpi kita. Bukan lembur di kantor dan mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan tepat waktu.
Saya termasuk pekerja yang selalu (alhamdulillah) bisa menyelesaikan pekerjaan saya jauh sebelum deadline yang ditentukan. Jika misalnya meeting hari ini jam 9 pagi, lalu setelah itu ada hasil meeting yang harus dibereskan maksimal 1 minggu dari sekarang, maka saya hampir selalu menyelesaikannya 1-2 hari kemudian di saat teman-teman lain baru saja sibuk ngopi dan brainstorming ala mereka.
Setelah itu? saya sudah mengerjakan hal lain dan merencanakan hal lain yang bahkan belum dibahas. Apakah saya rajin? tidak juga. Beberapa teman malah melihat saya terkesan "malas", karena tidak pernah lembur. Ya, karena mereka tidak tahu kalau saya punya urusan lain yang harus diselesaikan antara jam 6 hingga jam 9 malam.
***
Bagaimana dengan Anda? sudah menjadi apa Anda di usia 25 tahun? tidak soal menjadi apa Anda. Yang paling penting adalah, milikilah mental kaya daripada sekadar pribadi kaya.
Mental kaya akan memampukan Anda melakukan apapun, bahkan dengan sumber daya yang terbatas sekalipun. Sebaliknya, mental miskin akan menjadikan Anda merasa selalu kekurangan meskipun Anda mempunyai banyak sumber daya yang bisa digunakan.
Semoga bermanfaat