Kesadaran sosial kita tiba-tiba meningkat pesat. Orang-orang yang gemar berbagi jadi semakin banyak dan bertumbuh pesat. Lembaga-lembaga amal juga sering dan semakin sering menyuarakan pentingnya berbagi, bersedekah dan lain sebagainya, apalagi di bulan Ramadan ini.
Ya, ini adalah hikmah yang harus kita syukuri. Dengan semakin ringan tangan kita untuk berbagi, jangan-jangan itu akan menjadi benteng kita untuk terhindar dari segala macam wabah penyakit hingga akhirnya kita tetap bisa melakukan ibadah puasa hingga saat ini.
3. Kehidupan Hura-hura Menurun
Jangankan di bulan Ramadan, di luar Ramadan pun keramaian dilarang, tempat-tempat yang menawarkan keramaian dan hiburan turun dan banyak yang beroperasi terbatas. Dampaknya, kehidupan hura-hura banyak orang mulai menurun dan terkontrol.
Seorang teman bercerita kalau ia mulai bisa menabung selama pandemi. Biasanya, gaji yang ia dapatkan lebih cepat habis karena gaya hidupnya yang gemar jajan dan nongkrong di sana-sini. Situasi pandemi mengubah gaya hidupnya. Keborosannya menurun. Gaya hidupnya lebih teratur dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah, sesuatu yang selama ini sangat sulit dilakukannya.
Apalagi di bulan Ramadan, semuanya jadi lebih terkontrol dan jauh lebih baik. Ini adalah hikmah besar yang wajib kita syukuri bersama.
***
Ramadan baru saja datang dan mungkin ia akan selalu datang selama kehidupan masih ada di dunia ini. Tapi sayangnya, kita yang belum tentu bertemu dengannya.
Untuk itu, tidak ada yang lebih malang kecuali seseorang yang bertemu dengan bulan Ramadan, tapi segala dosanya belum diampunkan oleh Allah SWT. Jadi, tunggu apalagi, kejar berkah di bulan ini. Ambil hikmah bahkan dalam situasi yang tidak mudah sekalipun. Yakinlah, kalau Allah pasti menyelipkan sesuatu yang bernilai dibalik suatu kejadian apapun di dunia ini.
Semoga bermanfaat
Salam bahagia dan sehat selalu