Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 3 Cara Memberikan Kritik Tanpa "Mengkritik"

9 Februari 2021   20:40 Diperbarui: 10 Februari 2021   13:50 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kritik perlu disampaikan tanpa "mengkritik" (Freepik/yanalya)

Dalam buku saya yang berjudul "The New You", saya sedikit menggarisbawahi bagaimana caranya menjual tanpa "menjual". Pendekatan ini (alhamdulillah) sudah beberapa kali saya sampaikan dalam sesi in-house training maupun pelatihan sejenis, yang terbukti tingkat keberhasilannya lebih baik dibanding beberapa teknik menjual lainnya.

Jika dalam dunia selling saja ada cara menjual tanpa menjual, maka tentu hal ini bisa kita gunakan untuk pendekatan dalam berbagai aspek yang lain, termasuk dalam memberikan kritik pada orang lain.

Pada umumnya manusia, tidak ada yang suka dengan kritik. Itu lumrah bin pantas alias wajar. Tidak ada yang aneh di sana.

Seorang teman bercerita kalau dia baru mulai menulis di sebuah tempat. Baru juga tulisan permulaan, tiba-tiba datang sebuah komentar yang mengkritiknya dalam berbagai aspek penulisan. Ini salah, kalimat pembuka kaku, isi pokok pikiran tidak jelas, banyak typo, kalimat penutup berantakan dan lain sebagainya.

Meskipun bahasa kritikan dikemas dengan "seolah-olah" cukup santun, tapi jangankan teman tadi, siapapun orangnya (mungkin) akan tersulut esmosi jika mendapat kritikan semacam ini, apalagi itu adalah tulisan awalnya yang seharusnya diberi ruang untuk berkembang dulu. 

Untunglah saya segera menyadarkannya (teman saya tadi) dengan mengingatkan kembali sebuah petuah bijak dari guru kami dulu yang isinya,

"Orang-orang dungu sering meletakkan akalnya di depan lidahnya, sedangkan orang-orang bijaksana selalu meletakkan pikirannya di dalam hatinya" 

Itulah kenapa banyak orang bijak yang sedikit bicaranya tapi berkualitas. Bandingkan dengan orang yang sebaliknya.

Jika sedemikian perlunya kita berhati-hati dalam bicara, apalagi memberikan kritik, lalu pertanyaan selanjutnya adalah, adakah caranya kita mengkritik tapi tanpa "mengkritik"?

Inilah hal yang perlu kita pelajari bersama. Harapannya tentu saja adalah, kita tidak mudah menyalahkan, menyudutkan apalagi "membunuh karakter" seseorang, yang seolah-olah kita balut dengan kata kritik, yang padahal itu semua adalah bentuk "pembunuhan karakter" yang nyata atau semisalnya.

Berikut adalah 3 cara yang bisa kita praktikkan dalam memberikan kritik tanpa "mengkritik". Mari kita lihat lebih dekat.

1. "Kritik Gagasannya, Jangan Orangnya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun