Dalam buku saya yang berjudul "The New You", saya sedikit menggarisbawahi bagaimana caranya menjual tanpa "menjual". Pendekatan ini (alhamdulillah) sudah beberapa kali saya sampaikan dalam sesi in-house training maupun pelatihan sejenis, yang terbukti tingkat keberhasilannya lebih baik dibanding beberapa teknik menjual lainnya.
Jika dalam dunia selling saja ada cara menjual tanpa menjual, maka tentu hal ini bisa kita gunakan untuk pendekatan dalam berbagai aspek yang lain, termasuk dalam memberikan kritik pada orang lain.
Pada umumnya manusia, tidak ada yang suka dengan kritik. Itu lumrah bin pantas alias wajar. Tidak ada yang aneh di sana.
Seorang teman bercerita kalau dia baru mulai menulis di sebuah tempat. Baru juga tulisan permulaan, tiba-tiba datang sebuah komentar yang mengkritiknya dalam berbagai aspek penulisan. Ini salah, kalimat pembuka kaku, isi pokok pikiran tidak jelas, banyak typo, kalimat penutup berantakan dan lain sebagainya.
Meskipun bahasa kritikan dikemas dengan "seolah-olah" cukup santun, tapi jangankan teman tadi, siapapun orangnya (mungkin) akan tersulut esmosi jika mendapat kritikan semacam ini, apalagi itu adalah tulisan awalnya yang seharusnya diberi ruang untuk berkembang dulu.Â
Untunglah saya segera menyadarkannya (teman saya tadi) dengan mengingatkan kembali sebuah petuah bijak dari guru kami dulu yang isinya,
"Orang-orang dungu sering meletakkan akalnya di depan lidahnya, sedangkan orang-orang bijaksana selalu meletakkan pikirannya di dalam hatinya"Â
Itulah kenapa banyak orang bijak yang sedikit bicaranya tapi berkualitas. Bandingkan dengan orang yang sebaliknya.
Jika sedemikian perlunya kita berhati-hati dalam bicara, apalagi memberikan kritik, lalu pertanyaan selanjutnya adalah, adakah caranya kita mengkritik tapi tanpa "mengkritik"?
Inilah hal yang perlu kita pelajari bersama. Harapannya tentu saja adalah, kita tidak mudah menyalahkan, menyudutkan apalagi "membunuh karakter" seseorang, yang seolah-olah kita balut dengan kata kritik, yang padahal itu semua adalah bentuk "pembunuhan karakter" yang nyata atau semisalnya.
Berikut adalah 3 cara yang bisa kita praktikkan dalam memberikan kritik tanpa "mengkritik". Mari kita lihat lebih dekat.