Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inilah Cara "Menang" Tanpa Mengalahkan

29 November 2020   08:22 Diperbarui: 29 November 2020   08:30 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menang dalam hal apapun bisa kita lakukan dengan memiliki akhlak (sumber: pelayanpublik.id)

"Kemenangan tidak seharusnya menyombongkan, sebagaimana kekalahan tidak seharusnya dihinakan" (TauRa)

Tadinya tulisan ini sudah mau saya kirimkan (seperti biasa) ke tempat "sahabat" yang lain, tetapi dengan alasan tertentu, biarlah K dan penghuninya  yang (katanya sudah ratusan ribu) yang berkesempatan membaca artikel ini.

Mari kita mulai. Dalam sebuah pertandingan, orang selalu mengidentikkan bahwa harus ada yang menang dan ada yang kalah. Sampai disini orang itu sudah keliru. Karena dalam pertandingan ada juga yang namanya seri atau imbang.

Tetapi apakah orang akan senang dengan skor imbang? tergantung. Dalam sepakbola misalnya, ada sebuah klub kecil menghadapi klub raksasa dan hasilnya imbang, maka klub kecil mungkin akan merasa sudah luar biasa. Sedangkan bagi klub besar mungkin terasa seperti kekalahan.

Lalu bagaimana kalau menang? sudah pasti, ketika ada kemenangan, di situ bisa dipastikan ada kekalahan. Dalam kontestasi politik misalnya, ada yang menang, ada yang belum menang (saya coba menyebut dengan bahasa yang lain) dan begitu selanjutnya.

Lantas apa sikap mereka yang menang? bahagia? perlu. Bersyukur? harus dan wajib. Merendahkan pihak yang belum menang dan merasa jumawa karena sudah menang? pada bagian ini kita sudah masuk ke ranah sikap, budi pekerti dan sebagainya meski tidak jarang disisipi dengan strategi.

Terlepas dari strategi yang "menyusup" di dalam oknum yang menang itu, maka menang tanpa "mengalahkan" tentu saja adalah pilihan yang sangat bijak untuk dilakukan. Pertanyaannya, apakah bisa kita menang tanpa "mengalahkan"? Tentu saja bisa.

Mari kita lihat lebih jauh bagaimana caranya menang tanpa mengalahkan.

Sikapi Kemenangan dengan Akhlak

Jika terjadi kemenangan dalam sebuah "perlombaan" (contohnya "perlombaan" jadi kepala daerah dan sebagainya), lalu pihak yang menang mengajak pihak yang kalah untuk bergabung dan membantu pihak yang menang itu, apakah baik? Tentu saja.

Tetapi hal ini bisa menimbulkan banyak persepsi. Misalnya, ini memang tulus dari dirinya ingin bekerja sama dengan pihak yang kalah. Atau hanya sekadar pencitraan, atau bisa jadi ingin memukul mental pihak lawan yang kalah dan mengatakan dalam diri "memang Anda cocoknya jadi bawahan saya, bukan seperti saya" dan banyak pikiran-pikiran lainnya.

Belum lagi pikiran yang berkembang di banyak pihak yang kalah itu dan sebagainya. Bahkan, bisa jadi pihak yang kalah itupun sebenarnya akan merasakan situasi yang tidak nyaman dan malah terpuruk dengan situasi ini dan begitu selanjutnya. Tetapi sekali lagi, hanya pihak yang menang yang tahu apa sebenarnya motifnya dan mengapa dia melakukan itu. Orang hanya bisa berasumsi (belum tentu benar) dan hanya dia (pemenang) yang tahu apa maksud dari tindakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun