Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memahami "Deal Triangle" dalam Negosiasi

24 November 2020   11:02 Diperbarui: 25 November 2020   07:18 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi apakah mudah mencapai hal ini? ingat, di seberang sana juga ada orang yang sedang melakukan negosiasi dan mengharapkan idenya juga diterima dalam meja negosiasi seperti Anda.

Jadi, jika ini terjadi, maka bersyukurlah.

2. Deal Sesuai Apa yang Lawan Negosiasi Anda Harapkan
Karena negosiasi terjadi antara dua pihak, maka ada kalanya deal juga terjadi sesuai dengan apa yang lawan negosiasi kita harapkan. Sebenarnya kita bisa saja menolak atau mencari alternatif lain dan sebagainya.

Tetapi dalam banyak kesempatan, entah bagaimana cara dan situasinya (apakah terpaksa, deal itu juga tidak terlalu merugikan dan lain sebagainya), kita bisa jadi harus menerima situasi deal yang ditawarkan oleh lawan negosiasi kita.

Seorang teman bercerita kalau ketika dia akan mengontrak sebuah rumah, maka terjadi "negosiasi" alot tentang fasilitas dan harga dari rumah itu. Singkatnya, dia akhirnya terpaksa setuju dengan "deal" yang dikeluarkan oleh pihak yang menyewakan rumah. 

Tetapi setelah dia membandingkan lebih jauh, maka apa yang dia dapatkan tidak berbeda jauh (masih dalam level tidak rugi) sehingga dia memutuskan untuk deal dengan apa yang ditawarkan oleh orang yang menyewakan rumah.

Ini adalah "segitiga sepakat" yang harus kita pahami. Tidak selalu "deal" itu harus berasal dari pemikiran kita. Terkadang datang dari mana saja dan pilihan ada di tangan kita apakah menerimanya atau kita punya pilihan lain.

3. Deal Karena Paksaan "Dunia Nyata"

Di dalam buku "The Art of Negotiation" yang ditulis oleh Michael Wheeler, dia mengatakan kalau kita perlu bersiap dengan kemungkinan ketiga dalam deal yang terjadi dalam sebuah negosiasi yaitu deal yang terjadi akibat paksaan dunia nyata yang sesungguhnya.

Kita inginnya keputusan "A", lawan negosiasi kita inginnya keputusan "B" jika dalam situasi normal, tetapi ternyata ada perubahan waktu deadline keputusan negosiasi oleh salah satu pihak, maka bisa jadi deal yang terjadi bukanlah rekomendasi "A" atau "B", tetapi justru pilihan "C" karena situasi mendesak ini.

Atau bisa jadi karena situasi tertentu, misalnya perusahaan yang terlibat dalam negosiasi mengeluarkan kebijakan baru yang pada akhirnya tidak menggunakan pilihan-pilihan yang ada dan ingin menggunakan pilihan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun