Cerita yang "nyambung"Â dengan situasi, usia, level pendidikan dan lain sebagainya akan membuat cerita Anda menjadi lebih mudah diterima, dipahami dan pada akhirnya akan bisa masuk ke hati para pendengar Anda.
Jadi, mulai saat ini, kalau harus bercerita (apakah dalam pelatihan, sehari-hari dan sebagainya), maka berceritalah sesuatu yang "nyambung".
3. Ceritakan Sesuatu yang Menunjukkan Perubahan
Cerita tentang pahlawan yang membawa perubahan, itu bagus. Cerita tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW mengubah peradaban suatu bangsa itu luar biasa bagus. Atau cerita tentang bagaimana seseorang yang sedang terpuruk lalu bangkit dan menjadi orang hebat itu juga bagus.
Pastikan cerita yang Anda bagikan itu mengandung muatan perubahan agar menarik perhatian. Kalau tidak ada muatan perubahan, maka bisa jadi belum ada pelajaran yang bisa diambil dari cerita itu.
Jadi, sebelum bercerita, tambahlah referensi Anda dulu tentang cerita yang akan Anda bawakan.
4. Ceritakan Sesuatu yang Relevan
Cerita yang akan Anda ceritakan itu, pastikan menjawab sekurang-kurangnya 3 pertanyaan ini,
"Mengapa Anda menceritakan cerita ini?"
"Mengapa Anda menceritakan cerita ini sekarang?"
"Mengapa Anda menceritakannya kepada saya?"
Jika Anda sudah berhasil menjawab pertanyaan ini, maka bisa jadi Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk bercerita kepada pendengar yang tepat pula.
Pastikan cerita Anda sesuai dengan kebutuhan anak Anda atau siapa saja yang sedang Anda "dongengkan". Semakin relevan cerita Anda, maka semakin lengket pendengar Anda.