Gaul tidak ada kaitannya dengan usia tua dan muda. Ini hanyalah tentang seberapa mau kita membuka telinga kita untuk mendengar lebih banyak dan membaca lebih sering. Itu saja.
Tapi tentu saja kita perlu paham kalau bahasa yang kita gunakan ngeblog itu adalah representasi dari diri kita. Bahasa yang kita gunakan itu juga bisa mewakili rasa yang sedang kita alami. Kalau sedang sedih, jangan kaget kalau banyak yang menuangkan tulisannya dengan rasa meleleh. Kalau senang ada yang menuangkan dalam bentuk bahagia dan sebagainya.
Bahasa yang kita gunakan saat ngeblog juga bisa menciptakan karya-karya yang elegan dan indah. Banyak fiksi yang indah lahir dari bahasa yang justru terkadang (mungkin) belum ditemukan atau belum ada di KBBI.
Begitu juga bahasa yang kita gunakan saat ngeblog bisa melahirkan sebuah karsa, atau kehendak, keinginan atau harapan yang kokoh yang tidak jarang bisa mengubah sebuah peradaban.
Begitulah bagaimana bahasa (Indonesia) bisa begitu luar biasanya, termasuk bahasa yang kita gunakan pada saat ngeblog. Jadi, tidak perlu khawatir ingin menggunakan bahasa seperti apa saja ketika kita sedang ngeblog, karena sekali lagi setiap orang punya gaya bahasanya masing-masing.Â
Tetapi ingat, jangan pernah punya niatan untuk menggunakan bahasa ngeblog seenaknya dengan harapan untuk merusak bahasa tercinta kita, bahasa Indonesia. Jauhkan niat itu dan berkaryalah dengan tulisan Anda.
Semoga bermanfaat
TauRa