Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadilah "Rektor", Bukan Pengekor

5 Oktober 2020   14:23 Diperbarui: 5 Oktober 2020   14:26 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah harus menjadi "rektor" di keluarganya (sumber:cermati.com)

Jadi, tidak mungkin harus menjadikan semua hal prioritas Anda, tetapi kita harus memutuskan apa yang menjadi 2 atau 3 prioritas kita setiap hari. lebih luas lagi, kita bisa menentukan 2-3 prioritas kita dalam setahun, dan mungkin 4-5 prioritas kita sepanjang hidup.

Pertanyaannya, apakah keluarga termasuk 4-5 prioritas Anda sepanjang hidup? Jika iya, apakah masih tidak ada waktu untuk menemani anak Anda menonton kartun kesukaannya (apalagi kartun yang punya nilai pendidikan)? Coba silakan jawab sendiri sekarang. 

Kalau masih belum punya waktu, maka jangan-jangan Anda tidak meletakkan keluarga di dalam 4-5 prioritas Anda sepanjang hidup. Tetapi justru meletakkan hobi mancing Anda sebagai salah satu dari 4-5 prioritas Anda sepanjang hidup. Salahkah? silakan Anda jawab sendiri.

Lalu apa yang bisa kita lakukan? Jawabnya sederhana. Jika Keluarga menjadi salah satu prioritas utama dari 4-5 prioritas kita sepanjang hidup, maka jadilah "rektor" untuk keberhasilan keluarga Anda.

Maksudnya? begini. Mulai sekarang, kita (sebagai orang tua) harus menjadi perancang jalan dan strategi untuk kesuksesan anak  dan keluarga kita, tidak hanya sukses di dunia, tetapi hingga sukses ke akhirat.

Jika Anda seorang guru atau dosen dan Anda begitu fasih membuat RPP atau RPS (rencana pembelajaran semestar) untuk murid Anda, pertanyaannya, sudahkah Anda membuat RPK (rencana pembelajaran keluarga) untuk keluarga Anda?

Apa rencana Anda untuk mereka dan diri Anda sendiri dalam setahun kedepan? kemampuan apa yang harus meningkat dari anak Anda, Istri/suami, atau untuk Anda sendiri? 

Kalau belum ada, maka belum terlambat. Buatlah. Rancanglah. Jangan terlalu bangga melihat murid Anda di sekolah jadi lebih pintar, tetapi di saat yang sama anak Anda tidak bertumbuh akhlaknya kepada orangtua (misalnya).

Gunakan alat ukur kesuksesan Anda sendiri (jangan bandingkan dengan orang lain). Jauh lebih penting bagi kita untuk menjalankan RPK yang sudah kita buat ini, karena RPK ini tidak hanya akan membantu kita dan keluarga kita sukses di dunia, tetapi lebih jauh ia akan membantu kita sukses di akhirat kelak.

Bukankah seorang anak yang menghapal Al-quran (misalnya), kelak bisa memberikan mahkota untuk orang tuanya di hari kiamat nanti? bukan kah seorang anak yang shaleh bisa memberikan bantuan doa yang terus mengalir bahkan ketika kita sudah berada di dalam kubur nanti? Jika ini prioritas di RPK kita, maka kejar, siapkan anak-anak kita untuk mendapatkan hal ini dan begitu selanjutnya.

Jika Anda tidak merancang RPK anda sekarang dan bertindak sebagai "rektor" terhadap masa depan keluarga Anda, maka jangan salahkan keadaan kalau Anda pada akhirnya hanya ditakdirkan sebagai pengekor untuk kesuksesan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun