Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"The Big 4" Ciri Pemimpin yang Wajib Kita Miliki

1 Agustus 2020   18:29 Diperbarui: 1 Agustus 2020   18:47 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : "The Big 4" ciri pemimpin yang harus dimiliki

Semua orang pada dasarnya adalah pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri. Idealnya, orang yang dipercaya untuk memimpin orang lain adalah orang yang sudah mampu memimpin dirinya sendiri. Tetapi kita perlu jujur, kalau ternyata ada (banyak) yang belum tamat (memang tidak akan pernah tuntas) dalam memimpin dirinya sendiri pun bisa saja memiliki kesempatan untuk memimpin orang lain. Ketika kesempatan itu datang, tentu kita perlu mengambilnya dan dengan memiliki "The Big 4" atau 4 yang utama dari ciri pemimpin ini, semoga kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan hebat untuk skala besar, sekurang-kurangnya untuk skup keluarga sendiri. Berikut adalah "The Big 4" ciri pemimpin yang harus kita punya :

1. Curiosity (Rasa Ingin Tahu)

Apa jadinya jika seorang pemimpin tidak punya rasa ingin tahu dengan apa yang dilakukan bawahannya? Apa jadinya jika seorang pemimpin negara (Sekalipun) tidak ingin tahu dengan apa yang dilakukan para pembantunya, atau seorang ayah yang tidak ingin tahu dengan apa yang dilakukan anaknya? jika rasa ingin tahu itu hilang, maka kebodohan dan pembodohan serta dibodohi sangat rentan terjadi. Seorang pemimpin harus punya rasa ingin tahu yang besar, rasa ingin belajar yang tinggi dan seterusnya. Dengan mental itu, maka dia bisa melahirkan banyak ide-ide strategis dan keputusan-keputusan besar yang pada akhirnya bisa membawa "kapal" nya ke jalan yang lebih baik.

Jika kita seorang pemimpin, maka mulai saat ini, mari miliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang apa yang terjadi, bagaimana situasi anggota tim kita dan semua hal yang sedang atau sudah terjadi di lingkungan kita. Semakin tinggi posisi pemimpinnya, maka seharusnya rasa ingin tahu itu semakin tinggi, karena semakin banyak manusia yang dipimpin.

2. Empathy (Empati)

Dalam buku "The New You - 9 Minutes of your life, 9 ways to pursue your opportunities" dikatakan kalau kita perlu melihat sebuah situasi dengan kacamata orang lain. Buka kacamata kita, pakai kacamata orang yang mengalami hal itu, maka akan semakin mudah kita merasakan empati kepadanya. Situasi yang kita lihat bisa bertolak belakang dengan situasi yang sesungguhnya dimiliki oleh anggota tim kita. Pekalah sebagai seorang pemimpin terhadap orang yang kita pimpin.

Ketahui situasi apa yang menimpa individu, perusahaan bahkan hingga negara sekalipun (tergantung memimpin dalam skala apa). Dan rasakan apa yang mereka rasakan. Kalau rakyat lapar, maka jadi lah orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyat kenyang, maka jadilah orang terakhir yang merasakannya (tergantung skup memimpinnya). Empati sering melahirkan kasih sayang, dan dengannya akan tumbuh kekuatan yang luar biasa untuk bisa mensejahterakan apa yang kita pimpin.

3. Humility (Kerendahan Hati)

Apakah mudah bagi seorang pemimpin untuk mengucapkan maaf kepada bawahannya? apakah mudah bagi seorang pemimpin untuk memuji karyawannya di depan pemimpin yang lain? Kita lebih banyak dipertontonkan tentang bagaimana seorang pemimpin mengakui kalau ada keberhasilan adalah buah dari kerjanya dan begitu selanjutnya. Sedangkan tim yang mensukseskan dan berusaha siang malam, mungkin hanya mendapatkan jatah lembur seadanya dan begitu selanjutnya. 

Butuh kerendahan hati seorang pemimpin untuk bisa mengakui kalau dia juga seorang manusia biasa yang bisa salah, bisa khilaf dan pasti butuh bantuan orang lain, sehingga kata-kata seperti terima kasih, maaf dan seterusnya terkadang perlu untuk diucapkan bahkan kepada bawahan paling rendah sekalipun. Kerendahan hari justru akan melahirkan kekuatan dan respek dari bawahan dan manusia lain disekitar dan semakin meyakinkan orang yang dipimpin, kalau dia memang adalah pemimpin sejati.

4. Resilience (Ketahanan)

Ketika tim sudah menyerah mencapai target, ketika bawahan sudah merasa menyerah mencapai tujuan perusahaan, ketika pembantu negara sudah menyerah melihat bangsa nya, maka seorang pemimpin haruslah melihat dari sudut pandang berbeda. Pemimpin harus lebih "tahan banting" dan berpikir,bekerja dan berdoa lebih keras di banding siapapun. Badai yang kuat harus bisa dihadapi oleh pemimpin dan dia yang harus melantunkan kalimat positif dan meyakini orang yang dipimpinnya bahwa pasti ada terang setelah gelap, ada pelangi setelah hujan dan ada kebahagiaan setelah lelah.

Pemimpin harus tahan terhadap cuaca buruk, goncangan angin badai dan seterunya, itu lah kenapa dia jadi pemimpin. Bukankah pohon semakin tinggi sudah pasti akan merasakan angin semakin kencang? Jika tidak ingin merasakan angin kencang, maka cukup menjadi rumput saja.

Di dalam buku "The 7 Secrets of Responsive Leadership" yang ditulis oleh Jackie Jenkins-Scott dikatakan kalau dari 7 rahasia responsive leadership, ketahanan bagi seorang pemimpin adalah hal yang terus perlu dilatih karena dia akan terus berkembang seiring berkembangnya masalah dan perubahan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun