Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Pulau Semau Bukan Tempat Sampah

22 Agustus 2022   13:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   14:15 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Katong hidup dari laut, Jaga terumbu karang, Perubahan Iklim Itu nyata, Jangan kirim kasih katong sampah di sini, dan Selamatkan pesisir dan pulau-pulau kecil di NTT".

Aksi protes anak UIASA di pulau Semau, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur merupakan seruan moral kepada pemerintah agar melindungi dan menyelamatkan wilayah pesisir dari sampah plastik yang saat ini sangat menganggu dan merusak lingkungan khususnya di pulau-pulau kecil.

Pulau Semau Bukan Tempat Sampah" ini berangkat dari persoalan sampah yang sedang dihadapi masyarakat di pulau Semau. Berbagai jenis sampah dan merek bermuara di pesisir pantai UIASA yang menjadi lokasi wisata saat ini. 

Potret sampah di sepanjang pesisir UIASA bukan semata-mata dihasilkan oleh penduduk di pulau Semau, justru sampah-sampah yang bermuara di pulau Semau berasal dari pulau besar seperti pulau Timor dimana ada begitu banyak aktivitas di pulau besar yang secara tidak sadar mengancam keselamatan pulau-pulau kecil.

Dok/Pri Anak UIASA memungut sampah plastik
Dok/Pri Anak UIASA memungut sampah plastik
Kebijakan pengelolaan sampah dan perlindungan pesisir dan  pulau-pulau kecil di NTT perlu dipadukan dengan tepat. Hari ini dampak perubahan iklim dan bencana ekologis terhadap pulau kecil telah terjadi. Salah satu yang saya temukan ketika berkunjung ke pulau "Nusa Bungtilu" yaitu terjadinya abrasi. 

Berto salah satu tokoh pemudah komunitas Gabungan Anak UIASA (GASA) menerangkan bahwa abrasi pantai di pesisir UIASA sudah mencapai 100 meter mendekati pemukiman warga sejak 20 tahun terakhir. Ia menuturkan dahulu batas air pasang masih jauh dari pemukiman warga, kini sudah semakin dekat apa lagi ketika badai Seroja melanda pulau kami banyak pohon yang tumbang dan ada perubahan di wilayah pesisir.

Ancaman tenggelamnya pulau-pulau kecil di NTT bukan sekedar wacana saja hari ini. Kebijakan pembangunan dan tata ruang di wilayah pesisir perlu dicermati kembali oleh pemangku kebijakan. Beban pulau kecil untuk menangung dampak perubahan iklim sangat tidak memadai jika kebijakan masih berorientasi pada sektor ekonomi tanpa ada keseimbangan daya dukung lingkungan. 

Apa yang terjadi di pulau Semau khususnya di desa UIASA menjadi pelajaran penting bagi kita semua agar berperilaku ramah terhadap lingkungan sehingga kita tidak mewariskan lingkungan yang rusak pada generasi berikutnya. 

Dok/Pri
Dok/Pri

Kehidupan masyarakat desa UIASA adalah laut, bagi mereka laut merupakan segalanya kerena ketika terjadi musim kemarau panjang dan hasil pertanian gagal alternatif lainnya adalah melaut untuk memenuhi kehidupan dan ekonomi di samping itu sebagai usaha rumah tangga dan pendidikan generasi UIASA. 

Selain persoalan sampah di pesisir UIASA ada hal lain yang menambah deretan masalah bagi warga pesisir yaitu rusaknya habitat terumbu karang akibat bom ikan yang dilakukan beberapa oknum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun