Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Waktu

6 Agustus 2023   07:13 Diperbarui: 6 Agustus 2023   07:26 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata waktu menatap diri. Mungkin bukan waktu yang statis. Suatu interval yang terus melekat. Semacam wadak dalam perjalanan diri. Tubuh dan jiwa yang intim akan redup dalam pandangan waktu jua. Beralih pada skala yang maha luas. Kita adalah serpihan dari ketiadaan. Dan mata waktu akan menjangkau setiap kesadaran. 

Kita berjalan pelan ke dinding sepi. Menatap ke diri di cermin yang lebar. Cermin yang tumbuh di halaman sekitar dan tampil di ruas ruas semesta. 

Akan sampai jua pada titik semula. Hingga semua akan tampak. Dan mata ini terbelalak tajam. Sesal kemudian tiada guna.

Baca juga: Epilog Waktu

Baca juga: Mata yang Mati

Baca juga: Memahat Waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun