Hujan pernah datang sejak awal mula kehidupan. Menetralkan semua cemaran dan menghidupkan ekosistem bumi.Â
Hujan mengendap jadi ingatan. Tentang kota yang tenggelam dan kampung yang luluh oleh bandang. Angin dan hujan bercakap cakap menghempas semua harap.
Hujan membawa wajah kekasih. Atap yang bocor. Jembatan tua di pinggir kota. Bulan redup di atas sungai. Saat tanggul pecah, rumah rumah jadi megap. Ingatan begitu menyengat, setitik hujan belum jua mencerdaskan.
Hujan seperti mengejar kita. Berhari berbulan. Kita mencari asupan dan vitamin untuk daya tahan tubuh, demam berdarah mungkin mengintai, di kotaku, 30 ribu orang sedang mengungsi untuk beberapa waktu. Namun walau begitu, hujan tidak bersalah. Hujan hanya rahmat dan, atau isyarat untuk berbenah.
**
Dalam Kumpulan Berburu Hujan, Direncanakan untuk Penerbit Gramedia.Â