Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi Abu Nawas

11 Oktober 2022   19:39 Diperbarui: 11 Oktober 2022   20:32 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Riski. Ilustrasi

Hampir semua kita pernah mendengar kisah abu nawas. Kisahnya tidak hanya legenda, namun sebagiannya adalah realitas dan sebagiannya anekdot yang dinisbahkan padanya. 

Suatu hari Abu Nawas bermimpi menikah dengan anak tuan qadhi saat itu,  anak seorang hakim urusan agama. Mendengar hal itu sang hakim malah meminta mahar kepada Abu Nawas. Abu Nawas tak bisa menolak, tepatnya ia tak bisa menolak, si qhadi bersikeras untuk meminta maharnya. 

Keesokan hari, Abu Nawas menyuruh murid muridnya untuk melempar rumah tuan Qadhi. Kejadian itu berlangsung sore hari,  selepas sekolah sore. Mereka tak merasa curiga sekiditpun dengan perintah aneh Abu Nawas itu. 

Secepat kilat, bagian depan rumah tuan qadhi hancur berantakan,  kaca jendelanya juga pecah berserakan di halaman depan. 

Tuan qadhi menuntut Abu Nawas. Dia melapor ke Raja Arrasyid. Abu Nawas menjawab enteng tentang alasannya melempari rumah tuan qadhi:

"Tadi malam saya bermimpi melempari rumah tuan Qadhi ini, baru sore tadi bisa saya tunaikan".... Singkat cerita, 

Raja meluruskan perkara tersebut. Abu Nawas mendapat kembali biaya mahar yang telah ia berikan kepada sang qadhi.

 Tapi rumah tuan qadhi tanpa ganti rugi. Karena seorang pejabat hakim/qadhi tak sepatutnya bersikap seceroboh itu dalam satu perkara. Baca juga : Abu Nawas jd Menteri: https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/62aa7a5fbb448654d5196553/abu-nawas-jadi-menteri

Sumber: Kisah Lisan dari Kakek, sekitar tahun 80an. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun