Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja di Perbatasan

6 Oktober 2022   17:46 Diperbarui: 7 Oktober 2022   10:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba jua di sini di perbatasan paling sepi. Kota yang terbakar telah pergi. Mimpi mimpinya akan menjuntai kembali dalam warna lampu lampu yang temaram, diantara kesibukan jalan raya dan gedung gedung yang mencengkeram jiwa. 

Jiwa ingin teduh bersama malam. Tapi sang tubuh begitu dahaga dan gegabah, betapa berat menimbang penat. Esensi pikiran yang mengembang menjadi gumpalan pertanyaan yang sulit dijawab. 

Tiada perbedaan lagi di perbatasan ini, hanya tiang tiang waktu dan suara lamunan para musafir yang mampir sekejap. Bersigap beranjak mencecap ribuan jejak yang menancap dalam ingatan kehidupan. 

Tiada yang bisa mengelak dari cibiran waktu, pengharapan dan penyesalan akan diaduk dalam piringan malam. Entah dengan rembulan atau hanya kesepian. 

Tiba di sini, di perbatasan, orang orang yang lalu lalang, datang dan hilang, dibawa bayang, atau jadi bayangan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun