Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi adalah Politik yang Sepi

5 Oktober 2022   23:21 Diperbarui: 5 Oktober 2022   23:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin mata puisi dapat melihat Pakistan yang sekarat dan sakit,  tapi puisi tak dapat memutuskan. Tangannya begitu kecil dan tubuhnya seperti ringkih memendam idealisme. 

Beberapa puisi dapat menggerakkan dan menginspirasi, namun ia tetap di ruang sunyi dari gempita dan citra. Konon,  katanya,  jangan campurkan estetika dan politik. Tentu, karena keduanya memiliki ruang etos sendiri untuk mencapai makna. 

Namun, adakah  makna tertinggi selain perbaikan?. Mungkin di sini,  puisi dan politik bisa seiring, sunyi dan ramai riak di perjalanan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun