Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Otak Reptil

28 September 2022   21:14 Diperbarui: 28 September 2022   21:22 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. By Syaiful. Selatan Jogja. Ilustrasi

Otak Reptil
==

Apa yang kita ingat tentang tipikal otak ini?  sejak awal 80an hingga 2000an, banyak kajian penting tentang otak, hingga sampai ke istilah kecerdasan buatan.

Diantara dasar tentang catatan ini adalah buku populer Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi. Buku itu menjadi alur baru yang diprioritaskan dalam mencapai kesejahteraan hidup.

Adapun otak reptil, hanya bagian kecil kajiannya. yaitu jenis otak alamiah,  yang dikondisikan Pencipta (Allah SWT), sebagai mekanisme pertahanan diri. Begitu yang penulis tangkap dan ingat.

Otak ini, juga dikenal dengan otak hewan,  dalam makna, sistem kerja otak ini,  spesialisasinya lazim digunakan dalam dunia hewan(walaupun penganut evolusi menganggap manusia dalam kelompok hewan).

Dalam posisi ini, si individu hanya fokus pada menyerang atau lari. dimensi otak ini tetap penting untuk refleksi dalam situasi tertentu, agar terhindar dari yang dikhawatirkan seketika itu juga.

Namun, ini bukan bagian otak optimum, menulis penulis, sebab ada bagian otak utama untuk mencerna dan berfikir serta merancang perbaikan. itulah otak frontal. dimensi ini termasuk sisi logis dan kreatifnya.

Dalam kultur sosial dan pendidikan, disfungsi otak reptil ini, atau kelebihan fungsi,  akan mengakibatkan sistem sosial yang bagai "rimba", yang kuat yang bertahan.  Atau kalau tidak menyerang maka ia akan diserang (teori evolusi dan materialisme,  sangat menyumbang dalam tatanan negatif ini). Bahwa individu yang cenderung merasa terancam,  direndahkan dan dikucilkan akan sulit mencapai gairah otak frontal yang analtik, reflektif dan instuitif.

Setidaknya kita bisa menata interaksi terdekat kita (keluarga dan ruang kelas) agar otak reptil ini tidak mendominasi perkembangan individu, agar ia selaras dengan otak frontal guna merancang kehidupan terbaiknya, dunia dan akhirat. wallahu a'lam. terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun