Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kereta Api

28 September 2022   10:29 Diperbarui: 28 September 2022   10:37 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kereta Api
===

aku dan sahabat melewati rel relnya yang sepi, saat pergi dan pulang sekolah.
sore hari kami berlari
di balik gerbongnya,
gerbong yang membawa
minyak sawit.
sesekali kami melompat ke atasnya
dan berhenti di stasiun.
kali yang lain kami naik ke gerbong masinis
melihatnya bekerja
dan kami bermimpi membawa kereta api.
kami tak mengerti kereta listrik
dan rel rel magnetik.

kami melihat dan mendengar deru kereta api dari waktu ke waktu
dan satu percobaan, kereta penumpang
pernah berfungsi, menembus kota Medan, dari Belawan ke Tebing Tinggi atau lebih jauh lagi.

Lalu sepi lagi. Ia hanya hadir di kota tertentu. tiada lagi kereta api penumpang. aku tak melewati rel rel itu lagi. 

gerbong gerbong minyak sawit masih menderu, hingga ke pangkalan industri pertamina.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun