Dalan ritus Islam,hijab bagi pemeluknya bukanlah pilihan.Â
Sama halnya bekerja di perusahaan yang menentukan pakaian seragam, tentu itu bukan pilhan.
Namun pilihannya adalah, ia melanggar aturan agamanya, tanpa berdalih dengan demokrasi.Â
Tentu beda halnya dengan hijab untuk pemuluk agama lain, ini soal keyakinan, dan demokrasi telah menjadi keyakinan yang banyak disepakati.Â
Beberapa siswi  Tionghoa di sekolah SMA di Aceh Barat bebas tidak berhijab, walau etika idealnya hendaklah ditutup sekadar dengan selendang,Â
pun mereka telah menggunakan rok panjang di Aceh (apakah mereka etis menggunakan rok pendek di SMA dgn alasan demokrasi dan HAM?).
Pun halnya, Â wisatawan non muslim yang masuk ke lingkungan Masjid Baiturahman, mereka dianjurkan menutup kepala sekadarnya dengan selendang sebagai wujud apresiasi:
apakah itu intoleransi? Untuk kepentingan siapa kata toleran dan intoleran itu?Â
Sejarah Islam telah penuh dengan toleransi,  sejak awal mula muncul hingga masuk ke Eropa lewat jalur Andalus.Â