Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Sebungkus Nasi

22 Juni 2022   15:13 Diperbarui: 22 Juni 2022   15:18 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu malam di perempatan. Sisa hujan barusa  masih menimpa jalanan dan bangunan kota. Sepi dan diam. Sepertinya malam sedang menyimpan doa. 

Di perempatan itu seorang menggigil. Bicara sendiri dan membiarkan kepalanyadihisap angin malam.

Mungkin, pikirku, sebungkus nasi dapat menghangatkan perutnya. Walau mimpinya telah menjadi bayangan tua. 

Ya, dia menerima bungkusan itu dan masih meminta selembaran uang:

Agaknya ia seperti aku. Merasa tak cukup dengan Pemberian. Dan aku malu. Pulang ke rumah dengan rasa bersalah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun