Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Atas Kapal

21 Juni 2022   09:59 Diperbarui: 21 Juni 2022   10:04 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berangkar malam malam. Saat langit begitu gelap. Tak ada bintang. Dan hanya bulan yang kecil. Ada angin dermaga yang tipis. Aku melihat ayah mengendalikan kemudi kapal. 

Kami memuat segala kebaikan. Pakaian, makanan,  sayuran, minyak solar, dan semua keperluan warga pulau seberang. Mereka menjaga menara suar. 

Kapal menyemai ombak kecil kecil. Malam terus  merayap. Suara mesin begitu berat di telinga. Berada di gladak kapal seperti melihat bentangan hitam,  dan beberapa kerlip lampu kapal lainnya di kejauhan. 

Pagi di tepi pulau. Skoci diturunkan. Bening tepi laut begitu asli. Di sana, sederet pulau pulau kecil melambai. Seperti membawa sepi selama ini. 

Sebelumnya, jelang tiba di pantai ini, ada ikan ikan terbang berkejaran diantara pecahan ombak. Aku menangkap impresi itu. Suatu attraksi yang menarik, yang tak kudapat di daratan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun