Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Panik dengan Hasil Rapor Anak

18 Juni 2022   14:08 Diperbarui: 18 Juni 2022   14:23 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Sekolah Sukma. By marthunis

Menyikapi Rapor Anak dengan Bijak

====
Banyak orangtua dan anak yang deg degan jelang pembagian rapor. sebagian mungkin menganggap rapor itu formalistik. walaupun begitu, rapor tetap menjadi sampel acuan dalam pencapaian siswa dan refleksi belajarnya dalam waktu tertentu.

Untuk itu, perlu perhatian juga dari orangtua khususnya,  setelah menimbang pemilihan sekolah yang dijalani sekarang. Biasanya,  setiap sekolah memiliki kekhasan sendiri,  apa lagi sekolah swasta. selebihnya ada acuan dasar secara umum sesuai petunjuk nasional.

Diantara sikap yang bijak dalam menyikapi laporan anak,  menurut hemat kami selaku orangtua,  adalah sebagai berikut:

1. sudah terbangun komunikasi dengan wali kelas sejak awal semester terkait perkembangan belajar dan usaha mencapai target sekolah.

2. memastikan integritas anak dan kesiapan belajarnya pada masa ujian.

3. sebaiknya kita dan guru sudah punya catatan perkembangan belajar anak pada semester yang dimaksud.

4. mengarahkan pengembangan anak pada aspek yang ia kuat dan kuasai. misal,  bidang agama, eksak murni,  sosial dan seni murni atau lainnya sesuai program di sekolah.

5. tidak merendahkan anak atas capaiannya, melainkan membangun perspektif untuk program perbaikan belajar sesuai keperluan.  menimbang sisi akhlak dan moril dalam menilai aspek kognitif di rapornya.

6. tetap menjalankan prinsip balencing pada penghargaan, hadiah dan hukuman bila itu ada dalam tradisi/komitmen di keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun