Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Media Darling dan Psikologi Pop

15 Juni 2022   01:38 Diperbarui: 15 Juni 2022   01:50 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Adaptasi. Pak Irwan. Kompasiana

Media Darling dan Psikologi Pop

===
Topik ini merujuk pada kajian budaya massa dan (psikologi) budaya pop yang berkembang sejak pertelevisian swasta menjamur di Indonesia.

Utama sejak era Bioskop tahun 80an, yang mengiris persepektif massa dalam menerjemahkan lingkungan sosialnya, maka catatan kecil itu pun muncul atas perspektif itu.

Bahwa,  seperti dalam catatan pak Irwan pada lawan sebelumnya,  betapa mewahnya pemberitaan dan ekslusivisme media dalam kasus musibah yang menimpa pejabat kita.

Tentu kita tetap berduka dan haru atas musibah tersebut. Dan Allah SWT telah menunjukkan RahmatNya. 

Adapun segala penerimaan yang baik atas musibah ini,  telah menjadi Rezeki Tubuh bagi Alm dan keluarga,  sehingga memperkuat moril keluarga pula.

Namun sosok Pak Ridwan Kamil sebagai media darling menjadi sudut pandang sendiri. bahwa begitulah arus media membentuk citra,  langsung ataupun tidak.

 Citra dalam makna berdampak pada putusan alam bawah sadar massa (masyarakat)  untuk hanyut" dalam peristiwa ini. sehingga kita melupakan,  kenaikan harga listrik,luka saudara kita lainnya,   cabai merah, dan nasib sepak bola kita.

Dalam lamannya,  Pak Irwan berharap agar maraknya pemberitaan perihal Eril Alm, tidak sampai mengganggu privasi Kang Emil.

Yang paling pokok memang, jangan sampai muncul perbedaan mencolok dalam pemberitaan sejenis,  yang menimpa orang kecil, orang biasa dan bukan media darling. Inilah poin penting yang sejalan dengan semangat keadilan" media. 

Dalam perspektif budaya massa dan psikologi pop,  "kelatahan dan mengikuti arus trend, agar eksis" telah menjadi kelaziman,  konon lagi dalam era serba digital sekarang. Banyak kita jumpai beberapa berita photo yang ternyata hoax seputar serba serbi jenazah Alm.

Dan fatalnya,  arus budaya massa yang dibentuk oleh media ini, sangat mungkin menjadi suatu kebenaran" bahwa, misal: memang selayaknya orang besar dibesarkan,  dan orang kecil diabaikan karena tidak marketable,  tidak mendongkerak pasar iklan.

Begitupun dengan ramainya Youtuber yang mengambil konten di Sungai Swiss itu, adalah bagian dari arus budaya massa dan psikologi pop.

====
kredit tuk Pak Irwan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun