Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Redup di Pangkuan

13 Juni 2022   13:37 Diperbarui: 13 Juni 2022   13:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Redup di Pangkuan

=====

Bulan redup di pangkuan sejak puluhan tahun silam. Pendudukan dan penggusuran telah dilegalkan.

Oh, Palestina,  tanah kemuliaan, malam membungkus sepi dan luka. Mesin penghancur, bau tanah dan batu batu dalam persekongkolan. 

Mata pena tak menatapmu dengan serius. Meja meja perundingan berdebu dan kumal. Sebagian bertepuk tangan, menaikkan bendera untuk tanah yang dirampas. 

Bulan redup di pangkuan, pecahannya berserakan di ataa taman. Kami mengejar bayang ke tepi jalan. 

Oh,  diri, riak ombak yang terhempas, tiada lagi kapal penyeberangan. 

Dok. Bang Onim
Dok. Bang Onim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun