Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Buah Pikir

23 Mei 2022   15:17 Diperbarui: 23 Mei 2022   15:19 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia berpikir tentang pikirannya. Dulu,  dia anggap pikirannya itu bagai burung burung yang beterbangan, di angin, awan dan hutan. 

Dia berpikir lagi, mungkin pikirannya tak lagi seperti burung burung. Dia perlu menjinakkan pikirannya agar tenteram dan khusuk, fokus dan maslahat. Mengurai visi yang kuat. 

Dia yakin kini bahwa, entitas pikirannya perlu segera berbuah. Atau mesti terus dipetik buahnya. Sebab akal telah Tuhan (Allah Azza Wajalla)  berikan bagai lahan yang subur untuk setiap pohon pikiran. 

====

Ket: Dalam Antologi Buah Tangan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun