Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arus Balik

5 Mei 2022   23:54 Diperbarui: 5 Mei 2022   23:59 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu menjalar ke bawah bukit bukit,  ke celah celah jembatan kota. 

Mataku melompat merayap di sepanjang jalan pulang. Melewati perempatan. Membelah beberapa jam perjalanan. Membayar kenangan. Membayar bayang yang hampir hilang. 

Lelah menguap dari kening. Meleleh di pinggir pinggir halte dan pos pos. Burung burung terbang dengan santai. Tuhan yang Rahman Menggamit ubun mereka. 

Orang orang menembus arus. Menyeberangi langit yang penat. Udara seperti menyempit dan waktu begitu singkat. 

Teringat Sabda Mulia,  di sini kita seperti penyeberang jalan,  hanya melintas,  musafir yang sekadar lewat, menuju yang pasti,  sandaran yang kekal. Tanpa penat dan bosan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun