Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pecandu Rindu

10 Februari 2022   22:38 Diperbarui: 10 Februari 2022   22:53 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Dok. Infoastronomy. Puisi pecandu rindu. Kompasiana.

Pecandu Rindu

******

dia tahu,  jiwanya yang ringkih
seperti dalam sangkar,  wadah tubuh yang membuat perih. orang  banyak berlomba pada majazi,  impresi dan kelana ilusi.

sebutnya,  jiwa ini ke bumi
untuk suatu keperluan,
mendalami pengalaman jasadi
dan memurnikan pilihan pilihan
dalam kerinduan tinggi yang abadi. Seperti merasakan Rindu Adam pada Surga.

sang diri tumbuh, di antara takwa dan celaka. menempuh jarak yang jauh
50.000 tahun perjalanan. 

sungguh,  menembusnya: hanya dengan amalan yang menjadi cahaya. tanpa itu, 60an tahun  usia hanya sia belaka.

atau ia akan hancur sebelum rindu terselesaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun