kita selalu membuat gambar gambar
di dalam kepala. gambar bergerak dan menarik narik.
kita pikir, itu kerja otak. otak hanya mekanisme. Tuhan telah Merancang Mesinnya Bekerja, kesadaran telah menjaga setiap tautannya, hingga pikiran bermunculan.
memori di dalam otak bagai server yang selalu tersedia dan siap dibuka kapan saja. ketiadaan ingatan tidak menandakan ketiadaan memori.
Sedari awal kita selalu terkesan dengan impresi. kita dapat dari pengalaman badan. mata.telinga.dan seterusnya.
kita menangkap impresi itu. sadar atau tidak. ia melekat. melekat lewat sugesti. semua yang tampak oleh kita dari gelombang media adalah sugesti dan impresi. Â para kapitalis memanfaatkan mekanisme ini: mekanisme ilutif, Â kadang tampak logik.
mereka memanjakan kita dengan tautan tautan yang berkilatan, cepat, Â asyik, Â sesuai lompatan syaraf.Â
mereka merancang gambar sebagaimana penerimaan otak. di antara tautannya adalah kesenangan, namun kesenangan yang tak meresapi makna abadi akan jadi ilusi: melalaikan dari hakikat pencarian, dan kita semakin jauh.kita semakin tidak manual, Â tidak asli.
sementara citraan yang terbentuk di pikiran dan kesadaran akan dihamparkan (ditampakkan) kemudian.
Berbahagialah yang bisa membedakan kebenaran dan kesalahan. ia bagai memisah air dan buih, bukan sekadar hitam dan putih.Â