Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mencari Obat Kantuk

25 Januari 2022   21:40 Diperbarui: 25 Januari 2022   22:22 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencari Obat Kantuk

***

Aku menguap, kututup dengan sebelah tangan,  sambil kubayangkan kota yang pengap, dan berfikir tentang obat.

Memang,  lelah seharian akan dibalas dengan pengampunan,  tapi kantuk ini
adalah hal lain,  badan begitu penat, rasanya asik bila mandi air hangat. ( istri dan anak anakku telah tidur, seorang lagi sedang hampir tidur sambil memegang buku catatan)

Dan kulihat,  benda benda yang tak kusangka berlarian dari mulutku, keluar dari kepala,   menari nari di sekitar telinga,  lalu menjadi lampu lampu hias di jembatan kota atau di taman malam,  ada sisa rembulan di atasnya.

Di sebuah kamar kerja, aku masih ingin mencari obat kantuk, atau melawannya beberapa menit saja.

Tapi kantuk ini begitu liar, bagai kilatan listrik, dan, Ah... kubiarkan isyarat tubuh
menjinakkan mata,  tanpa kopi atau racikan kimia.

Hanya sekulum doa, berharap PenjagaanNya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun