Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Dihempas Badai

14 Januari 2022   11:38 Diperbarui: 14 Januari 2022   11:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kota yang Dihempas Badai

*****

Ruang ruang menjadi batu
semua rindu dipadu di penginapan
udara yang padat dan batuk
kepada ektase dan obsesi mata tertuju.

Kenangan telah mencuri tidurku
bunga bunga tumbuh di taman buatan
sungai menjalar menggiring kesedihan
jalanan kota ditindih kesibukan.

Malam bagai pelampiasan
yang tak selesai. waktu mematahkan jarum jarum jam. hidup tak lagi merambat. kaki kaki telah jadi belukar
pundak pundak dihimpit asam laknat

Mimpi masih membakar
menjadi kota beragam forma, dalam selaksameta industri,  jasa dan investasi

Anak anak berburu mainan
di ladang fantasi,  menggamit ilusi
dalam genggaman jari
masa depan digital tergambar
di antara alis mata

Aku tak bisa lagi berkabar kepadamu
jaringan sedang sibuk
kota telah dihempas badai

**

Baca juga : narasi musafir dan musibah kota https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61b5b56775ead61f2825a572/narasi-musafir-dan-musibah-kota

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun