Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penyair yang Mulia

12 Januari 2022   18:37 Diperbarui: 12 Januari 2022   18:45 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penyair yang Mulia

******
Dalam Kalam Mulia si penyair disebutkan, bahkan menjadi bagian dari nama surat, tentu itu bukan kebetulan
sebab,  era Alquran diturunkan
seluruh jazirah tergila dengan suara
dan diksi penyair.

Mereka menggunakan syair dalam kesombongan, cacian,  kecabulan dan maksiat. selebihya untuk menjilat dan merendahkan martabat sesama, atau sekadar berbangga bangga.

Telah berselang ribuan abad, tiada yang dapat membuat sepotong ayat menyerupa Alquran, awalnya mereka menyangka bacaan Mulia itu hanya rekaan Muhammad (saw).

Padahal sedari kecil mereka mengenalnya, dan tak pernah sebait syairpun keluar dari mulutnya. bahkan Sang yang Jujur,  adalah gelar yang mereka berikan sendiri.

Namun syair syair tetap mulia
selama bukan keluar dari lembah dusta.


Orang orang   musyrik di Mekkah pernah membayar penyair terbaik untuk menghina Muhammad.
Maka Tuhan mencela mereka dan Hanya memuliakan syair syair yang keluar dari penyair  beriman dan mencintai kebenaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun