Di Ruang Tamu Setelah Senja
*****
sederet kursi tua menggigil dimakan waktu, sesiapun pernah duduk disana,
di atasnya kepenatan dan keramahan
telah disatukan
selepas lantunan suci
anak anakku berlari
tertawa di bawah sinar lampu
yang mulai redup. Di mata mereka terbit cahaya baru.
aku sendiri
membaca serat serat di jari:
ada meja kaca yang penuh
oleh tumpukan buku, Â kertas kertas,
bunga hias dan gelas kopi yang kosong
di sebelahnya tirai jendela telah diturunkan, Â malam menjalar ke halaman rumah.
di belakang, Â ibu menyiapkan hidangan