Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kaya Hati dalam Lima Menit

7 Januari 2022   09:45 Diperbarui: 7 Januari 2022   10:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Damrus. Bersepeda di ketinggian Danau Toba. Ilustrasj. 2021.kaya hati. 

Kaya Hati dalam Lima Menit

*****

Untuk mengisi jumat berkah dan menjalani akhir pekan yang mungkin sedikit rumit dan lelah,  ada baiknya kita bersamadi sejenak, mengukur jarak dengan diri sendiri dari rangkaian peristiwa sehari hari.

Kemajuan dan kesibukan hidup berpeluang dalam memecah kedirian kita yang asli dan autentik. Yah,  sesuatu yang idealnya sudah ada  sejal awal penciptaan.

Keautentikan kita adalah kebahagiaan, keriangan,  gembira dan ketenteraman.  sebab perangkat tubuh ini sangat esensial dan tak tersentuh kecuali dengan getaran gelombang sadar,  kesadaran adalah tautan ruh kita pada tubuh dan akal.

Kerumitan dan yang disebut penderitaan atau kemalangan hanyalah jeda kecil dari tabir kebahagiaan yang belum kita pahami,  kita tidak memahaminya karena tabir ego kita begitu tebal,  dan tabir hati kita begitu kasar,  hingga sulit untuk siaga dalam menakar.

Dalam praktik kaya hati dalam lima menit ini,  mungkin menjadi alternatif dari jeda kesibukan kita yang tidak bisa kita mengerti,  tautan waktu yang kadang sulit kita kontrol.

Anggaplah Kaya hati dalam lima menit bagai kumpulan benih baru dalam menyemarakkan semangat hidup.

Menit pertama,  ambillah waktu untuk menyendiri,  dalam arti benar benar siaga dan sadar akan kedirian kita,  lompatan pikiran dan hasrat hasrat terdalam.

Menit kedua,  menarik nafas dalam dalam. mungkin ini klise,  tapi nafas adalah rahasia pasti keterikatan kita dengan Maha Pencipta,  Dialah yang Mengatur ritme nafas dan program bawah sadar pernafasan kita. Kita membayangkan, betapa banyak yang terkendala dengan nafasnya,  dan berapa harga yang harus dibayar untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun