Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memahat Waktu

30 Desember 2021   00:52 Diperbarui: 30 Desember 2021   01:01 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jam pasir. memahat waktu. Ilustrasi dok. Kompasiana. 

Memahat Waktu

*****

Memahat waktu adalah memahat peristiwa peristiwa, menatanya pada pagi dan siang, menjadi tautan interval fisika-elektron yang rumit dan kuantitatif.

Malam menggantung semua kenangan. Kita menyimpannya dalam kabut pikiran, gelombang tidur dan baris baris kalimat di ruang tamu.

Waktu telah bersekongkol dengan cahaya. mereka berbagi makna dan cerita cerita kualitatif. Kita meraba lampau, memeluk esok, dan matahari tergadaikan. Waktu jadi senja.

Senja memahat batasan kesangsian dan kerahasiaan. malam jadi batas penantian. Menyusun kembali skala dan satuan satuan.

Bunga tidur kuncup di desing kota. Waktu terpahat jadi  piringan piringan yang bising. Orang orang memahat sunyi sambil berlatih menangis.

Cahaya menyinggahi waktu, mengurai segala abai, mematut segala rinai. Tiba tiba..jutaan picodetik terlewatkan.

Dia yang Paling Awal, Memahat waktu, Memberinya interval.

Lalu sejak Adam ke Bumi, Waktu jadi panggung, perhiasan dan pertanggung jawaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun