Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota dan Rembulan

7 Desember 2021   19:36 Diperbarui: 9 Desember 2021   14:01 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kota dan Rembulan

*****

mimpi mimpi diselubungi kota
kota pujian dan tangisan
rembulan di atasnya sepi
dan ditinggalkan. dijemput sesekali. dicintai diam diam. seperlunya.

anak menangis di jalanan
jalanan yang macet
kantor kantor yang kotor
debu debu menempel
di wajah wajah pelajan kaki.debu debu menempel di otak.

angin angin yang kasar
menggoyang goyang jendela
apartemen kota. hotel. penginapan.
tempat hiburan. oh. apa arti hiburan?:
rembulan menangis.

seharian segala sibuk menjebak. dan malam menyisakan sesak dalam watak kota. sibuk dan gelisah. terburu dan marah. orang orang mesti pandai mencuri bahagia. dari pancaran rembulan. dari ajaran lama yang terkesan diabaikan.

Kita memilih kitab kitab industri. mantra revolusi digital. skala global. kota kita menyimpan mimpi. mungkin mimpi kita menyimpang.  mimpi dari sungai sungai yang kering dan asap asap knalpot.

Rembulan diam. kota berlari. aku mengejar pikiranku sendiri.

BACA JUGA: Mencuri Rembulan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun