Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proses Kreatif: Ide Sederhana di Balik Puisi "Terminologi Pagi"

2 Desember 2021   17:20 Diperbarui: 2 Desember 2021   17:38 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri.tingkat keterbacaan sangat signifikan dibanding puisi saya lainnya, hanya rerata 45-60 pembaca.

Proses Kreatif: Ide Sederhana di Balik Puisi " Terminologi Pagi"

*****

Pengantar:

Sebelum berangkat ke sekolah tadi pagi, saya sempatkan diri untuk menulis puisi "Terminologi Pagi".

Kata "terminologi" merupakan istilah akademik yang sering digunakan dalam menjelaskan kata pengertian tertentu.

Kata itu spontan saya munculkan sebagai tautan untuk peristiwa "pagi" yang akan saya tulis. Adapun "pagi" merupakan satu kata yang sering saya gunakan. dan pagi adalah rangkaian peristiwa yang lazim dilalui.

jadi, kata "Terminologi", sengaja saya pilih sebagai pemantik kebaruan, dari baris baris yang saya sajikan kemudian.

Puisi lengkapnya di sini:

https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/61a80e3d62a7041d540a4093/terminologi-pagi?source_from=notification_activity


Proses kreatif:

1. saya menggunakan konsep free writing saat mengembangkan baitnya.  bait baitnya saya bebaskan dari kelaziman, hanya diikat oleh pengertian/sajian tertentu. Saya awali dengan:

//pagi itu semacam pernafasan//

kata semacam, sebagai jawaban dari terminologi yang saya angkat.

Demikian juga pada bait kedua: // pagi itu  seperti hidangan semesta//, sebagai maksud yang sama dari perspektif pagi yang saya tuju pada bait pertama tadi: pagi sebagai anugerah yang istimewa dan layak disyukuri  dengan terbuka, seberat apapun".

Pada bait ketiga, merupakan pandangan personal dan meniliknya dari segi pikiran, yang merupakan "otoritatif" dari Tuhan (Allah SWT), kita bisa berbuat apapun dengan pikiran itu, yang kemudian memengaruhi kehidupan kita :
.....Pikiran menerjemahkan kehidupan// akhir bait ketiga.

2. Karena ide dari puisi ini amat sederhana, seputar perspektif terhadap makna pagi dan irisan yang ada di dalamnya,  maka yang terberat adalah menemukan kata/diksi yang tidak klise, walaupun diksi itu diksi yang biasa dijumpai.
Contoh: pagi menyuplai pikiran. Kata suplai juga belum pernah saya gunakan. dst.

3. Puisi ini termasuk yang cepat selesai, karena menggunakan metoda menulis bebas dalam ikatan tema. Beda dengan " Jam Angan", ada inkubasi selama tiga hari. yang terberat hanya memilah diksi yang baru atau daya ungkap yang baru.

Penutup:
Demikian sekilas gambaran tentang bagaimana puisi "Terminologi Pagi" terlahir tadi pagi, sebelum berangkat ke sekolah.

moga manfaat.
salam hormat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun