Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Terlambat Pensiun!

10 November 2021   20:56 Diperbarui: 10 November 2021   21:16 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan Terlambat Pensiun!

"Kabar pentingnya: zaman yang serba digital, diindikasikan membuat orang bisa bekerja lebih cepat dan hanya butuh kerja 3 jam sehari, atau bahkan hanya dua hari dalam sepekan: ini suatu tantangan!(kata pendiri alibaba). Sehingga lebih banyak waktu untuk diri sendiri/keluarga atau pekerjaan lain/hobi"

pengantar:

Arti pensiun adalah ketika anda tidak lagi terikat secara formal dengan satu pekerjaan dan darinya anda menerima  pendapatan tertentu tergantung perjanjian.

Setelah itu, seluruh waktu menjadi milik anda dan apa yang anda visikan sebelumnya. Anda bisa memulai pekerjaan baru yang mandiri, atau berinvestasi dalam sebentuk usaha, berkebun, mempelajari keterampilan baru dst.

ulasan:
Sebagian besar kita terlambat pensiun (bebrapa karena faktor mekanisme), sebagian lagi karena sudah nyaman dengan kondisi sekarang. Ada resiko bila memulai sesuatu yang baru, itu pasti, sehingga fase pensiun seakan antitesa dari produktivitas.

secara ekonomis, masa sebelum pensiun adalah masa membangun aset, dengan segala macam bentuknya. dan mungkin ini yang dilupakan orang. sebagian mengira aset itu hanya berupa tabungan rutin atau jaminan pasca pensiun.

padahal, relasi, pengalaman dan karya tertentu, kontribusi sosial, juga sebagai aset tak tersentuh yang bisa mendongkrak finansial/kompetensi saat pensiun.

masalahnya adalah, saat memasuki masa pensiun, sebagian kita sudah lelah dan lemah, relasi dan pergaulan juga tidak melebar, sehingga rutinitas begitu pendek dan monoton. Hal ini bisa mengundang stress baru dan semacam kesunyian atau keterasingan.

pada fase ini, orang sering mengandalkan jaminan pensiun, memperbanyak ibadah personal atau sekadar silaturahim dan mengikuti majelis belajar atau komunitas tertentu.

Masih syukur, bila dalam masa ini, tubuh masih sehat dan  relatif mudah beraktifitas. bayangkan, bila yang terjadi sebaliknya. alangkah berat masa pensiun!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun