Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi Pancung

26 Oktober 2021   17:07 Diperbarui: 26 Oktober 2021   17:21 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Steem.KR.ilustrasi.

Kunikmati satu pancung kopi
di penghujung sore,
hanya sendiri,
menepi
dan memeriksa sana sini:

ada rindu yang terbakar
dan asa yang lembab
serta pikiran pikiran
yang menjalar ke bilik senja,
sepi,
menepi,
memeriksa sana sini
untuk bekal abadi.

Sepancung kopi yang kupesan belum habis kuseruput, sore semakin terkikis.

Note:

Kopi Pancung adalah sebuah cara yang digunakan oleh masyarakat Aceh untuk memesan kopi.

Selain karena porsinya hanya setengah, penyebutan kopi pancong ini juga muncul karena biasanya, kopi ini sering disajikan bersama kue pancong yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sebagai pelengkap rasa kopi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun